Survei P2G: Masih Banyak Orangtua yang Ragu Anaknya Disuntik Vaksin

- 11 Juli 2021, 17:05 WIB
ilustrasi vaksinasi anak
ilustrasi vaksinasi anak /Pixabay/

b. Sekolah sudah memenuhi semua Daftar Periksa kesiapan sekolah tatap muka, yang berisi 11 item yang dilanjutkan oleh asesmen kelayakan oleh Pemda;

c. Pemetaan Pemerintah Daerah terkait sebaran Covid-19 di daerahnya, termasuk angka positivity rate harus di bawah 5% sesuai rekomendasi WHO, dan;

d. Izin dari orang tua siswa yang bersifat personal (bukan perwakilan organisasi Komite Sekolah)

Kelima, Bagi daerah yang berada di zona hijau dan memiliki banyak kendala PJJ Online (akses internet, listrik, kepemilikan gawai, dan sebagainya) maka direkomendasikan melaksanakan PTM Terbatas, dengan memenuhi syarat sesuai Buku Panduan Pembelajaran Tatap Muka yang dibuat Kemendikbudristek dan Kemenag.

Keenam, Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, dan Pemda mesti melakukan pemetaan, guru di sekolah dan daerah mana saja yang belum divaksinasi, yang belum vaksinasi tahap 1 atau tahap 2, maupun yang sudah.

Melalui pemetaan ini, Pemerintah tidak gegabah meminta sekolah dibuka. Sebab resikonya adalah keselamatan dan kesehatan warga satuan pendidikan dan keluarga mereka. Jika guru, tendik, dan siswa belum divaksinasi jangan coba-coba berani membuka sekolah.

Baca Juga: Terjadi Lagi Ledakan Corona di India, Dalam 24 Jam Terakhir Bertambah 41.506 Kasus

Ketujuh, Wajib bagi sekolah yang sudah siap PTM Terbatas, melaksanakan dan mematuhi Prokes mulai dari datangnya siswa sampai pulang, sekolah mesti membuat SOP.

Perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi dari Satgas Covid daerah. Sebab selama Uji Coba PTM sejak Januari - Juni 2021 lalu, P2G menemukan fakta banyak pelanggaran prokes hampir di tiap daerah di Aceh, Kepri, Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Berau, Tanjung Pinang, Kota Batam, Kab Bogor, Kota Bekasi, Kab, Blitar, Kab. Situbondo, Kab. Bima, dan lainnya.

Kedelapan, Perlu ada komitmen dan teladan dari guru terkait 5M. Sekolah juga mesti membuat perencanaan pembelajaran yang efektif dan tetap bermakna meskipun dalam aturan hanya dibolehkan 2 jam sehari dan 2 hari seminggu. Tentu skema pembelajaran seperti ini berpotensi tidak maksimal.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x