Eme mengaku saat ini hanya bisa pasrah kepada Allah. Dia tak berharap apa pun selain rida Illahi Rabbi. Fokus utamanya adalah berhaji.
"Kalau sudah niat semuanya bisa," ujar Eme, yang harus menempuh jarak 5 km dari rumahnya di Heulet ke Kadipaten dengan mengayuh becak untuk mengikuti mansik haji.
Eme dan Icih mengatakan, sejauh ini tidak ada kendala dalam perjalanannya ke tanah suci. Sejak dari rumah sampai ke embarkasi dan terbang ke Arab Saudi berjalan lancar. Dia juga mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya di Kloter JKS 11.
"Sebelum ke sini kami juga mendapatkan bantuan dari Bupati Majalengka. Kami diberi bekal uang dan diberi baju. Alhamdulillah Rekan rekan kami di sini juga membantu, bahkan kami sering diberi makanan," kata Icih.
Terkait rencananya setelah pulang haji, Eme mengaku akan kembali menekuni pekerjaannya sebagai tukang becak. Namun, dia mengaku sang bupati akan memberikan becak baru.
"Alhamdulillah semoga barokah saja apapun pekerjaan asal halal," ujarnya.***