Hingga Februari 2020, 15 Orang di Jawa Barat Meninggal Akibat DBD

- 11 Maret 2020, 12:44 WIB
ILUSTRASI nyamuk penyebar DBD.*/DOK. PR
ILUSTRASI nyamuk penyebar DBD.*/DOK. PR /

BANDUNG, (PRFM) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat menyebut terdapat 15 orang yang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga Februari 2020. Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Jawa Barat, Juanita mengatakan, 15 orang tersebut tersebar di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat.

Kendati demikian, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. Diketahui, pada Januari hingga Februari 2019, terdapat 49 orang meninggal akibat DBD ini.

“Data yang kami terima adalah data yang berasal dari kabupaten/kota. Dari 15 kematian dari DBD ini ada beberapa di kabupaten/kota. Di antaranya, kabupaten Bogor, Kota Bandung, Ciamis, Depok, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi dan kota Tasikmalaya,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Gempa Sukabumi, Ridwan Kamil Minta Warga Siaga Gempa Susulan

Untuk mengantisipasi adanya korban lainnya, Dinkes Jabar mengimbau masyarakat untuk bergerak bersama mencegah DBD. Di antaranya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus (menguras, menutup, memanfaatkan tempat yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk).

“Pada bulan Januari dan Februari tahun 2020 terdapat korban meninggal akibat DBD ini sebanyak 15 orang. Sehingga perlu sekali kita antisipasi semua pihak disini harus bergerak. Pertama, kita semua melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk 3 M plus,” paparnya.

Di samping itu, gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) pun dirasa perlu diterapkan. Hal tersebut dikatakan Juanita, sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan dan Gubernur Jawa Barat.

Baca Juga: Cegah Corona, Sekolah Dapat Gunakan Dana Bos Dalam Pengadaan Fasilitas Kesehatan

“Dengan gerakan satu rumah satu jumantik. Ini juga sesuai dengan surat edaran dari Kemenkes maupun dari Gubernur Jawa Barat bahwa setiap rumah harus ada satu orang sebagai pemantau jentik. Karena itu harus terus kita galakan. Pemantau jentik pun harus dilaksanakan di sekolah dan perkantoran jadi jangan sampai ada titik perkembangbiakan nyamuk,” kata Juanita.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x