Keberhasilan PSBB di Bodebek Harus Dibarengi Kedisiplinan Warga

15 April 2020, 06:18 WIB
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti.* HUMAS JABAR /

BANDUNG,(PRFM) - Sebagaimana diumumkan sebelumnya, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) telah menyetujui pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 5 daerah di Jawa Barat yang bertetanggaan dengan DKI Jakarta yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kota Depok (Bodebek). PSBB di lima daerah tersebut akan dimulai 15 April 2020 hingga 28 April 2020.

Baca Juga: Kecamatan Andir Tutup Operasional Pedagang Non Pangan

PSBB ini dilakukan sebagai upaya penanganan penyebaran COVID-19.

Namun demikian, Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti menegaskan, PSBB ini akan berhasil jika dibarengi dengan kedisiplinan warga dan konsistensi rapid diagnostic test (RDT) masif.

Berli yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini mengatakan, RDT masif tetap akan dilakukan di kawasan Bodebek untuk memetakan penyebaran COVID-19.

“Untuk PSBB Bodebek, rapid test masif akan tetap dilanjutkan, bahkan mungkin dengan ekskalasi yang lebih besar, “ ujar Berli, Selasa (14/4/2020).

Baca Juga: Umuh Serahkan Pengganti Tisha kepada Ketua PSSI

Berli menjelaskan, RDT masif dapat menunjang keberhasilan PSBB Bodebek karena tujuan kekarantinaan kesehatan tersebut adalah memutus rantai penularan, merawat dan mengobati penderita COVID-19.

“Pelaksanaan rapid test untuk melacak kontak lekat penyebaran COVID-19. Dengan demikian yang positif mudah ditemukan, bisa segera diobati atau dirawat sebelum menunjukkan gejala membahayakan. Jadi selain akan menekan jumlah kematian, rapid test masih juga akan meningkatkan angka kesembuhan,” jelas Berli.

Pemda Provinsi Jabar menyerahkan sepenuhnya teknis pelaksanaan RDT masif kepada pemda di kawasan Bodebek apakah tetap akan menggunakan sistem drive through atau dilakukan di puskesmas. Namun yang pasti, target sasaran tidak berubah yakni keluarga, orang dalam pemantauan (ODP), tenaga medis, serta kalangan yang profesinya rawan.

“Di beberapa kota kabupaten masih dipakai metode drive through ini. Jadi diserahkan ke daerah, termasuk yang dilimpahkan ke puskesmas. Karena terkait SDM setempat, “ kata Berli.

Baca Juga: Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Dinyatakan Sembuh dari Corona

Sejauh ini Pemda Provinsi Jabar telah mendistribusikan sekitar 70 ribu alat rapid test ke 27 kabupaten/kota dan sekitar 1.000 sampel telah dipastikan melalui tes polymerase chain reaction (PCR) positif COVID-19.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menargetkan 300 ribu tes rapid dilakukan di Jabar, atau 30 persen dari target RDT masif nasional yang mencapai 1 juta sampel. Berli menjamin Pemda Prov Jabar tidak akan kekurangan alat RDT karena banyak menerima sumbangan dari komunitas, BUMN, dan swasta.

“Kita masih punya stok, karena masih ada bantuan seperti dari Buddha Tsu Chi sekitar 50.000 dan dari sumber lain,” sebut Berli.

Baca Juga: Walaupun Hasil Rapid Test Negatif, Dokter: Tetap Harus Physical Distancing  

Pemda Provinsi Jabar menargetkan RDT masif dapat selesai Mei 2020. “Selesainya secepatnya. Mudah-mudahan sebelum Mei 2020 kita sudah bisa menyelesaikan kegiatan rapid tes ini,” kata Berli.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler