Inspiratif! Di Cikutra Bandung Ada Robot Satgas Covid-19 yang Dibuat untuk Bubarkan Kerumunan Warga

- 15 November 2020, 12:56 WIB
 Ketua RW 11 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung Ninuk Gagan (kiri) saat diwawancarai reporter PRFMNEWS, Minggu 15 November 2020.* Priyadi Zalman/PRFMNEWS
Ketua RW 11 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung Ninuk Gagan (kiri) saat diwawancarai reporter PRFMNEWS, Minggu 15 November 2020.* Priyadi Zalman/PRFMNEWS /

PRFMNEWS - Setiap wilayah memiliki cara masing-masing untuk mengkampanyekan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS di masa pandemi Covid-19.

Di RW 11 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung misalnya, warga berkreasi dengan membuat robot yang berfungsi membubarkan kerumunan masyarakat.

Warga menyebut robot tersebut dengan nama Robot Satgas Covid-19.

Baca Juga: Guru Besar UPI Nilai Debat Kedua Cabup-Cawabup Bandung Tak Fokus Pada Tema Bahasan

Ketua RW 11 Ninuk Gagan menceritakan awal mula dibuatnya robot tersebut.

Robot dengan bentuk menyerupai Optimus Prime di serial The Transformers itu ternyata awalnya disiapkan untuk karnaval peringatan HUT RI ke-75 atau Agustusan.

Namun dengan adanya pandemi, warga memiliki ide untuk memanfaatkan robot tersebut sebagai media atau alat untuk membubarkan kerumunan.

"Saya sebagai ketua RW punya kewajiban mengimbau warga, anak-anak muda terutama agar tidak nongkrong dan ngumpul-ngumpul main game. Karena ada rasa sungkan untuk membubarkan itu, jadi kita kepikiran memakai robot untuk membubarkan kerumunan," kata Ninuk saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Minggu 15 November 2020.

Baca Juga: Pedagang Pasar Baru Gencarkan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan dengan Senam

Satu kali, dua kali operasi, penggunaan robot untuk membubarkan kerumunan masyarakat itu gagal.

Malah, robot tersebut menjadi daya tarik warga terutama ibu-ibu dan anak-anak untuk selfie.

Setelah itu, kemudian pengurus RW dan Karang Taruna melakukan evaluasi, dan disepakati robot melaksanakan patroli didampingi anggota Karang Taruna, Linmas dan pengurus RW.

Dan ternyata langkah tersebut cukup efektif untuk membubarkan kerumunan masyarakat.

"Ternyata cukup efektif dengan happing fun, persuasif, akhirnya misi bisa tercapai tidak ada lagi yang bekerumun," kata Ninuk.

Baca Juga: Pakar Komunikasi Politik Nilai Cabup-Cawabup Bandung Tak Hadirkan Identitas Kedaerahan dalam Debat

 Robot Satgas Covid-19 buatan RW 11 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Priyadi Zalman/PRFMNEWS
Robot Satgas Covid-19 buatan RW 11 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Priyadi Zalman/PRFMNEWS


Ninuk melanjutkan, Robot Satgas Covid-19 tersebut dilengkapi banyak peralatan seperti kipas angin, senapan, lampu, dan mikrofon.

"Yang jadi robot itu cuma satu orang, karena ukurannya disesuaikan dengan badan dia," katanya.

Robot Satgas Covid-19 ini merupakan hasil swadaya masyarakat RW 11.

Warga secara sukarela urunan dalam pembuatan robot tersebut.

Baca Juga: Polisi Ringkus 5 Orang Pelaku Pengeroyokan di Bandung yang Viral dan Terekam CCTV

Selain Robot Satgas Covid-19, di wilayah tersebut juga warga bergotong royong membuat posko ketahanan pangan.

Posko ketahanan pangan tersebut dibuat karena warga tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari bantuan sosial (bansos) pemerintah.

Posko tersebut bisa meng-cover kebutuhan pangan untuk 1.500 KK.

"Posko ketahanan pangan ini 2 kali tiap bulan menyuplai kebutuhan pangan warga. Sumbernya dari sedekah dan urunan warga," katanya.

Selain posko ketahanan pangan, warga juga membangun posko kesehatan di Posyandu yang selama pandemi tidak digunakan.

Dengan adanya posko kesehatan tersebut, pelayanan kesehatan warga tetap terlayani.

"Di posko tersebut kita himpun tenaga kesehatan yang dikoordinir ibu-ibu PKK," katanya.

Baca Juga: Bagikan Masker untuk Kegiatan Habib Rizieq, Doni Monardo: Bukan Hanya Tegakan Protokol Kesehatan

Untuk koordinasi dan komunikasi antar warga selama pandemi, pengurus RW membuat grup WhatsApp.

Selain untuk komunikasi, grup tersebut juga dijadikan media untuk sosialisasi protokol kesehatan kepada warga.

Semua warga pun diwajibkan masuk grup, dan ada sanksi bagi yang tidak gabung grup tersebut.

"Semua warga masuk grup biar intens komunikasi termasuk imbauan 3 M. Kita juga bikin peraturan, kalau warga tidak masuk grup, tidak akan dilayani pengurusan administrasinya," kata Ninuk.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x