Network
PRFMNEWS – Pakar Komunikasi Politik sekaligus Guru Besar Komunikasi Politik Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Karim Suryadi menilai debat kedua calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) Bandung belum menjawab semua pertanyaan yang disuguhkan tim panelis.
Menurutnya, ketiga pasangan calon tersebut terkesan tidak fokus pada tema debat kali ini. Hal itu terlihat dari adanya pasangan calon yang terlihat tidak spontan dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan moderator maupun lawannya.
“Jadi sepertinya apapun temanya saya (paslon-red) akan ngomong ini, itu kelihatan, pertama kelihatan dari logika cara berpikir dia. Kan beda orang yang mengatakan sesuatu secara spontan dan mengatakan sesuatu secara menghapal dan menyiapkan,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 November 2020.
Baca Juga: Pedagang Pasar Baru Gencarkan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan dengan Senam
Tak hanya itu, ia pun menyoroti pasangan calon yang tak begitu menunjukan sinergi antara cabup-cawabup. Padahal menurutnya, calon kepala daerah dan wakilnya harus bisa saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
Untuk itu, ia berharap pada debat ketiga nanti, baik cabup maupun cawabup menunjukan kebolehannya. Sehingga warga Kabupaten Bandung dapat memiliki gambaran mengenai calon pemimpinnya kelak.
“Ada calon kepala daerah yang yang aktif menyampaikan sesuatu eh wakilnya diem. Ada yang sebaliknya, wakilnya cukup aya eusian dan berani tampil juga eh calon kepala daerahnya lebih diem. Harusnya adu manis, saling mengisi,” kata Karim.
Baca Juga: Pakar Komunikasi Politik Nilai Cabup-Cawabup Bandung Tak Hadirkan Identitas Kedaerahan dalam Debat
Kendati demikian, ia berharap debat ini dapat membuka perspektif masyarakat tentang calon kepala daerahnya dan dapat meyakinkan para pemilih khususnya di Kabupaten Bandung.
