Termasuk Kang Pisman, Aparat Kewilayahan di Kota Bandung Diminta Perhatikan Juga ODF dan Stunting

- 20 Oktober 2020, 14:59 WIB
Wali kota Bandung Oded M Danial saat berfoto bersama Sekretaris Kecamatan se-Kota Bandung seusai kegiatan Berkah Shubuh (Bersama Kajian Hikmah Subuh) di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa 20 Oktober 2020. Dalam kesempatan itu, Oded meminta aparat kewilayahan untuk memperhatikan program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), stunting, dan Open Defecation Free (ODF).
Wali kota Bandung Oded M Danial saat berfoto bersama Sekretaris Kecamatan se-Kota Bandung seusai kegiatan Berkah Shubuh (Bersama Kajian Hikmah Subuh) di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa 20 Oktober 2020. Dalam kesempatan itu, Oded meminta aparat kewilayahan untuk memperhatikan program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), stunting, dan Open Defecation Free (ODF). /HUMAS KOTA BANDUNG

PRFMNEWS - Dari beberapa permasalahan yang ada di Kota Bandung, Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta aparat kewilayahan untuk fokus pada tiga hal. Adapun tiga hal yang diminta untuk diperhatikan oleh aparat kewilayahan adalah program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), stunting, dan Open Defecation Free (ODF).

"Masih banyak PR (pekerjaan rumah) di kewilayahan. Sekcam (Sekretaris Camat) jangan hanya diam saja di meja. Turun ke lapangan, bimbing masyarakat juga untuk laksanakan program-program itu," ujar Oded saat kegiatan Berkah Shubuh (Bersama Kajian Hikmah Subuh) Bersama Sekretaris Kecamatan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa 20 Oktober 2020.

Oded menjelaskan, tiga program itu jika berjalan dengan baik maka akan memperlihatkan peradaban di kota Bandung.

Baca Juga: Lagu Lovesick Girls dari BLACKPINK Masuk Top 5 Billboard Global Excl. U.S

Kata Oded, program Kang Pisman dan ODF bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik. Sedangkan stunting ini terkait pertumbuhan dan potensi masyarakat.

"Dengan Kang Pisman, selain menyelesaikan sampah, bahkan ada output nilai ekonominya juga. Jangan sampai masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Apalagi sampai ada kursi bekas di selokan, akhirnya mampet lalu banjir, kan jadi persoalan," katanya.

"Sampah itu harus diselesaikan bersama. Jangan dianggap sepele. Harus selesai di masing-masing RW. Yang paling mudah sekarang menyelesaikan sampah organik. caranya bermacam-macam," tambahnya.

Baca Juga: Ekonom: Setiap Bayi Baru Lahir di Indonesia Menanggung Utang Pemerintah Rp20,5 juta

Oded mencontohkan, pengolahan sampah organik ada berbagai metode. Namun menurutnya, Organic Tower Garden (OTG) merupakan metode yang paling mudah dan sederhana.

"Cara menyelesaikan sampah organik bermacam-macam. Biarkan masyarakat yang memilih. Tapi yang mudah dan sederhana bisa dilakukan di tiap rumah itu OTG," tuturnya.

Ia pun berharap, jika OTG bisa masif dilakukan di tiap rumah, persoalan sampah di Kota Bandung lebih cepat teratasi. Terlebih Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang akan ditutup.

Baca Juga: Jika Tidak Ada Kompetisi, Iwan Bule: Hilang Satu bagian dari Program Shin Tae-yong

"Kalau sampah Kota Bandung, 50 persennya sampah organik, dan itu bisa diselesaikan dengan OTG akan sangat bermanfaat. Saya kira harus ada percepatan. Edukasinya bisa dari Dispangtan (Dinas Ketahanan Pengan dan Pertanian), lalu dibuat di masing-masing Kelurahan," pintanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x