“Gerakan robot sangat akurat dan presisi, sebab kondisi tremor tangan dokter bedah dapat diabsorbsi sehingga gerakan instrumen tetap stabil. Robotik juga membuat posisi operator lebih ergonomis, sehingga tidak melelahkan untuk operasi yang memerlukan waktu lama,” ucapnya.
"Kadang tangan dokter yang sudah berusia lanjut suka bergetar untuk gerakan-gerakan halus saat operasi bedah. Misalnya usus, kalau dijepit tidak boleh keras sebab bisa rusak. Dengan bantuan robot, dia bisa menyesuaikan cengkeramannya," imbuhnya.
Baca Juga: Jangan Sembarangan, Ini Tempat Buang Sampah Elektronik di Kota Bandung
Selain itu, jelasnya, trauma jaringan dan risiko perdarahan dengan robotic surgery lebih sedikit, risiko infeksi lebih kecil, lama rawat lebih singkat, serta pasien dapat cepat kembali ke aktivitas rutin.
Reno mengungkap, Kementerian Kesehatan tengah mengembangkan Pusat Bedah Robotik Indonesia, salah satunya di RSHS Bandung.
“Program robotic telesurgery di RSHS sudah berjalan dimulai tahun 2020 dengan mengadakan pelatihan operator dari sejumlah dokter spesialis bedah untuk mengoperasikan alat bedah Robotic Sina ini,” pungkasnya.***