Pedagang di Kota Bandung Akan Bayar Retribusi Secara Digital

23 Desember 2021, 07:24 WIB
Salah satu platform pembayaran digital dari bjb yang digunakan untuk pembayaran retribusi pasar secara digital. /Humas Kota Bandung

PRFMNEWS - Saat ini kian banyak hal yang dilakukan secara digital termasuk dalam transaksi jual beli di banyak hal.

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga akan memulai pembayaran retribusi para pedagang dibuat dengan sistem non tunai atau secara digital.

Dalam pembayaran retribusi para pedagang secara digital kini, Perumda Pasar Juara menggandeng Bank BJB sebagai mitra.

Sebagai proyek perdana, retribusi non tunai ini diberlakukan di Pasar Sadangserang dan Pasar Simpang Dago.

Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, digitalisasi pasar menjadi keniscayaan dalam menyesuaikan pasar tradisional dengan perubahan zaman.

Baca Juga: Nekat Coba Bunuh Diri Terjun ke Sungai dari Jembatan, Pengamen Ini Justru Selamat, Begini Kronologisnya

Baca Juga: Pesan Menohok Eko Maung pada Bos Klub Bola Usai Gaduh Juragan 99 Dituding Sebut ‘Persib Alay’

Baca Juga: Adakah Ganjil Genap di Kota Bandung saat Nataru 2021? Ini Jawaban Polisi

Selain itu, digitalisasi ini merupakan strategi yang harus dijalankan saat situasi pandemi Covid-19.

"Perumda Pasar Juara punya 37 pasar tradisional dengan kurang lebih 17 ribu pedagang. Di tengah pandemi covid-19 ini tentunya kalau bisa interaksi antara petugas pasar dengan para pedagang untuk mengumpulkan retribusi sebisa mungkin dikurangi. Sehingga pilihannya adalah digitalisasi," ucap Yana usai penandatangan MoU di Pasar Sadangserang Bandung, Rabu, 22 Desember 2021.

Di samping beradaptasi dengan pandemi, Yana mengatakan, digitalisasi merupakan keharusan agar layanan pemerintah bisa semakin memudahkan masyarakat. Hal ini juga turut menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Selebihnya, Yana mengungkapkan program digitalisasi juga sebagai upaya transparansi layanan pemerintah. Sehingga pelayanan retribusi juga semakin optimal.

"Harapannya 17 ribu pedagang terdata dengan baik dan retribusinya lebih tertib karena itu potensi, dioptimalkan lewat teknologi," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Arema FC Minta Maaf kepada Persib dan Bobotoh

Baca Juga: Kota Bandung Bebas AIDS Tahun 2030? Pemkot Susun Strategi Seperti Ini

Baca Juga: Menang di Derby Bandung, Persikab Bandung Juara Liga 3 Jabar 2021

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Herry Hermawan menuturkan. dengan kerja sama ini para pedagang di Pasar Sadang Serang dan Simpang Dago dibekali dengan QRIS sebagai kode identifikasi. Nantinya transaksi pembayaran retribusi bisa melalui DIGICash Bank BJB.

"Nanti tetap ada petugas tapi hanya tinggal nge-tap QRIS saja. Jadi tidak perlu ribet saat transamsi tunai. Sekarang pilot project Sadang Serang 400-an pedagang dan Pasar Simpang 90-an pedagang," kata Herry.

Herry mengungkapkan, sistem pembayaran retribusi ini menjadi langkah awal sebelum digitalisasi ke tahap berikutnya. Yaitu pengembangan marketplace ataupun big data.

Namun tantangannya paling besarnya yaitu mengubah kebiasaan pembayaran sistem tunai ke non tunai.

"Dilihat dulu before after, memang harus ada pendapatan. Memang tantangannya adalah mengalihkan pedagang yang biasanya tunai menjadi nontunai," paparnya.

Baca Juga: Gaduh Bos Arema Dituding Sebut ‘Persib Alay’, Eko Maung: Untuk Bobotoh Jangan Baperan

Baca Juga: Terjadi Tabrakan Beruntun di Tol Jakarta-Cikampek Arah Bandung, Lalu Lintas Dilaporkan Macet

Namun, Herry menuturkan, digitalisasi pasar juga sebagai upaya agar administrasi semakin tertib dan transparan. Sehingga mampu mengoptimalisasi pendapatan.

"Jadi pakai QR dulu, kemudian pembayaran retribusinya digital, sehingga ketahuan berapa pendapatan per harinya. Minimal mengurangi kebocoran dan selisih data," jelasnya.

Sementara Deputi Head of Digital BJB, Anton Pribadi Hadimulyono mengungkapkan, sekitar 6.000an pedagang sudah diakuisi QRIS.

Baca Juga: Soal ‘Persib Alay’, Apa Bos Arema Bisa Dilaporin ke Polisi? Eko Maung Beri Penjelasan

Pihaknya juga memberikan program BINGAH, yakni bagi pembeli mendapatkan hadiah berupa minyak goreng dan bagi pedagang yang bertransaksi bisa mendapat logam mulia. Namun dengan syarat dan ketentuan yang berlaku yakni bertransaski secara digital menggunakan layanan Bank BJB.

"Memang dalam pengelolaannya ada sekitar 17 ribu tapi di sekililingnya masih ada potensi pedagang dan pelaku UMKM sekitar 31 ribuan. Akan kami dorong agar lebih menggeliatkan pereknomian," kata Anton.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler