Arema FC Terancam Tidak Diizinkan Jadi Tuan Rumah Hingga Akhir Liga 1 2022

- 2 Oktober 2022, 05:45 WIB
Situasi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC VS Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022.
Situasi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC VS Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022. /Tangkapan layar akun Twitter @mhmmd_faizall/Media Kupang

PRFMNEWS - Arema FC terancam tidak diizinkan lagi menjadi tuan rumah hingga akhir Liga 1 2022 sebagai sanksi atas kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang semalam.

Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing sangat menyesalkan kericuhan yang terjadi usai kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3 pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Ribuan Aremania mengamuk di dalam dan di luar stadion karena tim kesayangan mereka takluk dari Persebaya.

Baca Juga: Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Kapolri: Kekuatan Keberagaman Bersatu atas Dasar Pancasila

‘’Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini. Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi BRI Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah. Selain itu sanksi lainnya juga menanti,’’ kata Erwin dalam keterangan resminya.

Erwin belum bisa memastikan berapa korban yang meninggal atau terluka dalam insiden ini. Namun, jika ada korban yang meninggal itu sudah menjadi ranah pidana dan akan ditindaklanjuti oleh kepolisian.

"Kita dukung aparat Kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini. Siapapun yang salah harus dihukum," tambahnya. 

Baca Juga: PENGUMUMAN: Penukaran Tiket Pertandingan Persib Bandung vs Persija Tetap Tidak Bisa Diwakilkan

Erwin juga memastikan bersama dengan tim dari PSSI segera berangkat ke Malang untuk mengetahui kejadian sebenarnya.

Itu dilakukan agar saat sidang Komdis nanti bisa memutuskan hukuman apa yang layak diberikan kepada Arema.

Kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda. 

Baca Juga: Tak Hanya Kekerasan Fisik, Inilah 4 Jenis KDRT Serta Hukumannya Bagi Pelaku

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah