Antisipasi Dampak El Nino di Indonesia, Luhut: Mari Bersiap Dini Cegah Pengalaman Buruk 8 Tahun Lalu

- 27 April 2023, 07:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. /Antara/Aditya Pradana Putra

PRFMNEWS – Dampak buruk fenomena El Nino yang membuat suhu muka laut lebih panas dari kondisi normal di sekitar Samudera Pasifik turut mengancam wilayah Indonesia.

Guna mengantisipasi dampak buruk El Nino di Indonesia, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak bersiap sejak dini dalam upaya mitigasi menghadapi fenomena tahunan tersebut.

Luhut Binsar Pandjaitan meminta kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah melakukan persiapan dini menghadapi dampak buruk El Nino. 

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diresmikan 18 Agustus 2023, Luhut: Kado HUT RI 

Terkait kapan El Nino akan terjadi di Indonesia sehingga dampaknya perlu diwaspadai, Luhut memprediksi pada bulan Agustus 2023 mendatang.

Adapun dampak buruk El Nino di Indonesia, kata Luhut, berpotensi menyebabkan kekeringan yang luas hingga kebakaran hutan dan lahan seperti yang pernah terjadi 8 tahun lalu tepatnya pada 2015.

Luhut menyebut pengalaman buruk tahun 2015 akibat dampak El Nino tersebut memicu penurunan produksi hasil pertanian dan pertambangan hingga berkontribusi terhadap terjadinya inflasi di Indonesia.

Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Cuaca di Bandung Terasa Lebih Panas Menyengat di Siang Tapi Potensi Hujan di Sore

“Saya meminta seluruh Kementerian dan Lembaga terkait juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” kata Luhut di unggahan akun Instagram pribadinya, Rabu 26 April 2023.

Di awal unggahannya itu, Luhut juga mengungkapkan bahwa suhu di beberapa daerah Indonesia belakangan terasa lebih panas dari biasanya.

Diungkap pula olehnya, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir.

Baca Juga: Dampak El Nino 2024 di Indonesia Berpotensi Picu Kekeringan dan Penurunan Produksi Padi

Sebagai gantinya, El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi (panas) sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Berdasarkan data yang dihimpun timnya, suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

“Dari pemodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ungkap Luhut.

Dia pun menyebut dampak luas El Nino terhadap inflasi Indonesia karena besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut.

“Data World Food Programme bahkan menyebut bahwa 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan,” jelasnya.

“Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun. Mari kita semua tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini, sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia,” sambung Luhut.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah