Dia pun mengaku bahwa pihaknya telah mempertemukan pemilik ayam dan pemilik penginapan tempat para turis itu tinggal untuk berdiskusi dan menyampaikan hasilnya ke para wisatawan asing terkait.
"Wisatawan itu kalau memang dia mau tinggal di tempat kawasan pemukiman, dia harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal. Kalau memang warga di sana memelihara ayam itu biasa, 'kan bukan sebagai peternak yang besar-besaran," ungkapnya.
Menurutnya, suara kokok ayam merupakan hal yang biasa terdengar di pemukiman warga di Pulau Dewata. Sedangkan protes para wisman sejak pekan lalu tersebut menjadi fenomena baru bagi dunia pariwisata Bali.
Baca Juga: Warga Keluhkan Kondisi Jalan Panyawungan Kabupaten Bandung
"Sudah disampaikan ke wisatawannya bahwa kalau di Bali, masyarakat pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung dan kucing. Kalau Anda mau tinggal di tempat lain, silahkan di hotel, sudah ditawarkan," ujarnya.***