Network
BANDUNG,(PRFM) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data jika banyak siswa yang merasa keberatan dan terbebani dengan tugas yang berat dan banyak saat masa sekolah dari rumah atau sekolah daring (online).
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Diah Gusrayani menjelaskan, seorang guru harus sangat bisa menjelaskan bahan ajar dengan banyak contoh, ilustrasi, dan lainnya agar siswa lebih mudah mengerti. Namun karena ada keterbatasan interaksi di tengah pandemi corona membuat guru dituntut lebih kreatif dalam membuat bahan ajar agar bisa dicerna dengan baik oleh siswa.
Baca Juga: KSPI Ragukan Data PHK yang Dikeluarkan Pemerintah
"Dalam kondisi jarak jauh seperti ini cara yang bisa ditempuh oleh guru sangat sedikir untuk mengkonkretkan hal ini. Misal dengan membuat video, dengan membuat power point, membuat bahan ajar dengan berbentuk cerita, game," ucap Diah saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Senin (13/4/2020).
Namun, karena kemampuan guru tak sama, Diah menilai hal ini menjadi sebuah persoalan. Pasalnya tak semua guru bisa mengimplementasikan itu semua.
Baca Juga: Kabupaten Bogor Siap Berlakukan PSBB, Soal Sanksi Belum Jelas
"Ini kan terbentur pada kreatifitas guru itu sendiri. Mampu tidak? kreatif tidak untuk mengkonstektualkan hal-hal seperti itu. Nah ini yang menjadi kesulitan sehingga ketika sampai ke siswa dan ini juga ke saya ratusan yang curhat seperti ini. Bahan ajar tersebut tidak konstektual, tidak konkrit sehingga pada akhirnya para orang tua dibebani untuk membuat bahan ajar ini menjadi sederhana, menjadi konkrit," urainya.
Maka dari itu, jika soal atau bahan ajar yang diberikan oleh guru kurang jelas, Diah meminta peran aktif orang tua untuk membuat bahan ajar dari sekolah tersebut menjadi lebih mudah bagi anak. Orang tua bisa memanfaatkan media-media lain agar anak bisa lebih mudah menerima bahan ajar.
Baca Juga: Oded : PSBB Tergantung Sikap Warga, Jika Bandel Akan Diberlakukan
