Network
BANDUNG, (PRFM) – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapresiasi langkah Kementerian Pendidiakan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang menayangkan program belajar di rumah lewat televisi. Hal itu sebagai jawaban atas adanya warga yang mengeluhkan keterbatasan sarana prasarana untuk mengikuti pembelajaran daring (online).
Wakil Sekjen FSGI, Satriwan Salim menjelaskan, sejak seminggu pertama diberlakukan belajar dari rumah, pihaknya banyak mendapat laporan tersebut. Sehingga pihaknya mengusulkan pada pemerintah untuk mengadakan pembelajaran dari rumah lewat media konvensional, khususnya televisi.
Di samping itu, jika melihat beberapa daerah di Indonesia, ada beberapa wilayah yang tidak bisa dijangkau akses internet.
Baca Juga: Persib Galang Donasi APD untuk Tenaga Medis
“25 Maret kemarin itu memberikan masukan ada daerah yang secara infrastruktur belum ada. Kemudian tidak semua orang tua atau anak yang punya hp, punya laptop. Tidak semua daerah juga bisa masuk akses internet semua provider. Oleh karena itu kami meminta coba manfaatkan TVRI alhamdulillah direspon positif,” ungkapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jumat (10/4/2020).
Bahkan, ada keluarga yang harus memaksakan membeli ponsel baru untuk memfasilitasi anaknya belajar. Pasalnya, guru hanya memberikan tugas dan diperintahkan untuk belajar mandiri lewat aplikasi yang ada dalam ponsel tersebut.
Baca Juga: Corona Ancam Tutup Usaha Peternak Ayam Broiler
“Misalnya di Bandung, ada laporan ke kita orang tua harus membeli gawai karena di rumah cuman satu. Itu karena gurunya hanya ngasih tugas dan suruh belajar sendiri, suruh download suruh buka ruang belajar, aplikasi untuk pembelajaran online. Sedangkan tidak ada interaksi dari guru,” jelasnya.
