Sekolah Masih Berlakukan PJJ, DPR Minta Pemerintah Adakan Pelatihan Guru

18 Juli 2020, 13:44 WIB
Sekolah Jarak Jauh, PJJ di masa Covid-19 /Pikiran-Rakyat

PRFMNEWS - Akibat pandemi virus corona (Covid-19), terjadinya perubahan kebijakan secara mendasar dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah metode pembelajaran dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Metode PJJ ini pada akhirnya mengharuskan siswa dan guru untuk menyesuaikan diri. Namun, banyak masalah yang muncul dari metode PJJ ini. Mulai dari jaringan internet yang belum merata di Indonesia, hingga kepemilikan perangkat gawai yang tidak semua siswa mampu memilikinya.

Baca Juga: DPR RI Puji Konsep Pembelajaran Dalam Jaringan Kota Bandung

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan, metode PJJ merupakan hal yang baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Memang, sudah ada beberapa sekolah atau universitas yang menerapkan metode serupa. Hanya saja, untuk sekolah negeri, hal ini merupakan hal yang baru.

"Ini yang belum pernah terjadi dalam sejarah hidup bangsa kita yaitu belajar secara daring. Kalau home schooling atau universitas terbuka mungkin memang sering, tapi kalau negeri kan belum. Oleh karena itu, banyak tenaga pendidik pun masih tergagap juga dengan metode PJJ seperti apa," ujar Dede saat on air di Radio PRFM, Sabtu (18/7/2020).

Baca Juga: Dua Ekor Monyet di Lembang Bandung Barat Mati Diduga Karena Diracun

Imbasnya, sebagian siswa dan guru masih ada yang belum paham dan menguasai metode PJJ ini. Berdasarkan fakta tersebut, Dede menyarankan kementerian terkait untuk melakukan pelatihan secepat mungkin bagi para pendidik. Diharapkan dengan adanya pelatihan, para tenaga pendidik bisa menguasai dan memberikan pembelajaran secara maksimal.

"Kami mendorong juga kementerian untuk melakukan pelatihan secepat mungkin kepada pendidik. Agar dalam memberikan pelajaran ini, penuh dengan metode baru yang membuat PJJ ini menyenangkan," jelasnya.

Dede mengingatkan, bahwasannya PJJ membutuhkan metode yang berbeda dengan sekolah tatap muka biasa. Pembelajaran secara daring, lanjut Dede, cenderung membosankan. Oleh karena itu, perlu kreativitas dan metode tertentu agar siswa bisa dengan senang mengikuti PJJ.

Baca Juga: Buka Lagi, Kebun Binatang Bandung Pastikan Tak Ada Hewan yang Mati Kelaparan Saat Pandemi

"Belajar daring ini agak berbeda dengan sekolah. Kalau di sekolah bisa ketemu teman. Kalau daring kan membosankan. Maka dari itu harus ada metode dan kreativitas agar anak-anak happy belajar secara daring," tegasnya.

Selain pelatihan kepada guru, Dede juga berharap pemerintah bisa menyalurkan dana BOS untuk pembiayaan siswa-siswa di daerah. Nantinya, dana BOS itu diharapkan bisa untuk membiayai fasilitas PJJ di daerah untuk memberikan akses internet atau bahkan mengadakan gawai pinjaman untuk para siswa.

Baca Juga: Calon Penumpang Tujuan Jakarta Tak Perlu Lagi Bawa SIKM, Berikut Syarat Naik Kereta Api Jarak Jauh

"Harapannya BOS ini bisa dipakai untuk membiayai itu tadi, akses internet, kuota, atau mungkin ketika ada yang tidak punya hp, sekolah bisa menyediakan hp pinjaman," ujarnya.

"Ini semua harus kita pikirkan, jika kita berharap PJJ sampai tahun depan," tambah Dede.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler