Jokowi Minta Layanan Publik Tidak Lambat dan Tidak Berbelit-belit

30 Desember 2021, 07:20 WIB
Presiden Jokowi Widodo /Instagram/@jokowi

PRFMNEWS - Masyarakat kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan layanan publik yang cepat karena rumitnya birokrasi dan berbelit-belitnya prosedur.

Dalam sabutan pada Penganugerahan Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik, Rabu malam kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pelayanan publik oleh pemerintahan baik pusat maupun daerah harus terus ditingkatkan.

Menurutnya, saat ini sudah tidak seharusnya layanan kepada masyarakat itu lambat dan berbelit-belit.

Baca Juga: Kalah 4 Gol dari Thailand di Leg 1 Final Piala AFF, Shin Tae-yong: Kami Tidak Akan Menyerah

Baca Juga: Mulai Besok Hingga 1 Januari, 8 Tempat di Kabupaten Bandung ini Ditutup

“Tuntutan masyarakat terus meningkat. Tidak akan ada toleransi bagi yang pelayanannya lambat, berbelit-belit. Tidak ada tempat bagi pelayanan yang tidak ramah dan tidak responsif,” ujar Presiden dikutip dari keterangan resminya.

Seiring dengan adanya perbuhanan situasi, maka Presiden menegaskan bahwa sudah seharusnya ada perubahan juga pada penyelenggara pelayanan publik.

Menurutnya, penyelenggara pelayanan publik tidak boleh cepat berpuas diri dengan pelayanan yang telah diberikan. Penyelenggara pelayanan publik tidak bisa lagi bekerja biasa-biasa saja, melainkan harus segera mengubah cara berpikir, merespons, dan bekerja.

Baca Juga: Viral! Diduga Sepasang Kekasih Berantem, Sang Pria Tinju dan Jegal Kaki Perempuan

Baca Juga: Sejarah Gedung Cai Tjibadak di Bandung, Hari Ini Genap 100 Tahun

“Orientasinya harus hasil, untuk mewujudkan pelayanan yang prima, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat dengan cepat dan tepat,” tegasnya.

Jokowi menekankan agar instansi pemerintah membangun paradigma melayani, mengubah kebiasaan dilayani menjadi melayani.

“Pelayanan publik yang prima tidak terjadi begitu saja, memerlukan komitmen, memerlukan upaya bersama, sinergitas antarlembaga, memerlukan ikhtiar berkelanjutan, disiplin yang panjang, transformasi sistem, transformasi tata kelola, perubahan pola pikir, dan perubahan budaya kerja,” imbuhnya.

Baca Juga: 4 Fakta Mengejutkan Kasus Remaja Bandung Diperkosa dan Dijual untuk Open BO, Nomor 2 di Luar Dugaan

Menutup pernyataannya, Presiden pun menegaskan bahwa pelayanan publik merupakan bukti nyata kehadiran negara di tengah masyarakat.

“Pelayanan yang baik akan meninggalkan kesan yang baik. Sebaliknya, pelayanan yang buruk akan memberikan persepsi yang buruk, yang jika kita biarkan dapat menurunkan kepercayaan dan kredibilitas penyelenggara negara,” tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler