Menag Yaqut Kutuk Keras Aksi Pengeboman di Gereja Katedral Makassar

28 Maret 2021, 12:42 WIB
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra sebut aksi bom bunuh diri Gereja Katedral adalah perbuatan biadab.* /ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.

PRFMNEWS – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyangkan kejadian pengeboman yang terjadi di depan gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 28 Maret 2021.

Ia bahkan mengutuk keras aksi pengeboman yang diduga dilakukan seseorang tersebut. Menurut Yaqut, apapun motifnya, pengeboman tidak dapat dibenarkan dan sangat merugikan orang lain.

Selain itu, Menag menilai, aksi ini sebagai tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.

Baca Juga: DPRD Jabar Dorong Pembentukan DOB Indramayu Barat dan Bogor Timur

Baca Juga: Pastor Beberkan Kronologis Kejadian Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar

“Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain,” ujar Menag dalam siaran pers yang diterima PRFM, Minggu 28 Maret 2021.

Ledakan ini diketahui mengakibatkan sejumlah orang luka dan dilarikan ke rumah sakit. Kendati demikian, jumlah dan identitas korban masih didalami petugas kepolisian.

Yaqut pun berharap kepolisian dan aparat yang berwenang bisa segera mengungkap latar belakang aksi kekerasan yang dilakukan di dekat tempat ibadah ini.

Baca Juga: Pasca-Ledakan Bom Kegiatan Keagaman Gereja Katedral Makassar Dihentikan

Aparat pun diharapkannya bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji ini. Menag memprediksi, aksi yang dilakukan pengebom bunuh diri tidak dilakukan tunggal. Sebab seringkali para pelaku ini digerakkan oleh jaringan namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi.

“Kepolisian juga perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah,” kata Menag.

Atas kejadian ini, Menag juga mengimbau para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat. Menurut Menag, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan.

Baca Juga: Bom di Gereja Katedral Makassar, Polda Sulsel: Potongan Tubuh Manusia Ditemukan di Depan Gereja

Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak. Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik.

Menag mengajak semua pihak untuk mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalaan seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya. Jika cara itu ditempuh, diyakini akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

“Selain itu tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” ujarnya.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler