Sambangi Bandung, Moeldoko Kenakan Baju ‘Tong Hilap Dianggo Maskerna’: Itu Tanggung Jawab Moral

3 Desember 2020, 22:48 WIB
Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko saat Talkshow bersama PRFM dalam tajuk Ring Satu: Perbincangan Eksklusif bersama Moeldoko, di Hotel Intercontinental, Kamis 3 Desember 2020. /DEDY MULYANA-PRFM

PRFMNEWS – Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko menyambangi ibukota Jawa Barat dalam guna memberikan pemahaman bagi masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat secara umum pada Kamis 3 Desember 2020.

Pada kunjungannya kali ini, Moeldoko mengenakan baju yang bertuliskan “Tong Hilap Dianggo Maskerna” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “Jangan Lupa Dipakai Maskernya”. Menurutnya, dengan adanya ajakan seperti itu, warga Jawa Barat diharapkan sadar akan pentingnya mengenakan masker saat beraktivitas terutama yang melibatkan orang banyak.

“Masker ini harus menjadi perhatian semua orang dari konsep 3M. Kita datang ke Bandung dengan ‘Tong Hilap Dianggo Maskerna’ kita berharap masyarakat itu mudah dengan pendekatan-pendekatan lokal. Di balik dari imbauan ini sebenarnya ada juga keinginan kita bahwa protokol 3M itu menjadi kewajiban,” ungkapnya saat talkshow bersama PRFM dalam tajuk Ring Satu: Perbincangan Eksklusif bersama Moeldoko, di Hotel Intercontinental, Kota Bandung, Kamis 3 Desember 2020.

Baca Juga: Peta Sebaran Terbaru Corona Kota Bandung 3 Desember, Andir Masih Penyumbang Terbanyak Positif Aktif

Lebih lanjut, menurutnya menerapkan protokol 3 M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) adalah sebuah tanggung jawab moral setiap individu di tengah pandemi Covid-19 ini. Karena sadar atau tidak sadar, lanjutnya, kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan bisa membunuh orang lain.

“Saya sering mengatakan masker itu mengandung tanggung jawab moral, cuci tangan itu juga mengandung tanggung jawab moral, menjaga jarak juga tanggung jawab moral. Maka dari itu kita harus melengkapi tanggung jawab moral. Karena kalau tidak pakai masker itu sadar atau tidak sadar itu beresiko membunuh orang lain,” kata Moeldoko.

Ia pun menyinggung masih adanya warga yang tidak percaya akan Covid-19 ini. Bukan tidak mungkin, hal itu pun membuat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat menjadi turun.

Baca Juga: Bertambah 104 Kasus, Ini Data Terbaru Penularan Covid-19 di Kota Bandung

“Karena sudah berlangsung lebih dari sembilan bulan, yang muncul dipikiran masyarakat mungkin ada kejenuhan. Bahkan, agak aneh juga yang masih percaya bahwa Covid-19 itu benar-benar ada. Sehingga masyarakat sudah mulai teledor,” tuturnya.

Karenanya ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bahu-membahu bersama pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Baca Juga: Awas! Aksi Penipuan Mengatasnamakan PLN dengan Modus Pemadaman Listrik dan Pinjam Genset

Terkait hal itu, pemerintah pun telah menetapkan tiga langkah utama dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Sehingga kesehatan bisa pulih dan ekonomi kembali stabil.

“Dari awal ada tiga kebijakan besar dari pemerintah. Presiden telah menetapkan, satu dari sisi kesehatan, Covid-19 harus ditangani dengan sungguh-sungguh dengan segala cara agar tidak banyak korban. Kedua, masyarakat bisa tetap makan, karena Covid-19 ini membuat ada masyarakat miskin baru, kehilangan pekerjaan. Ketiga, dunia usaha, untuk UMKM dan korporasi diberikan stimulus yang banyak sekali,” jelas dia.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler