Usia Belia Bukan Halangan Bagi Khansa Syahla Aliyah Taklukkan Puncak Dunia

29 Agustus 2023, 09:00 WIB
Potret Khansa Syahla Aliyah seusai menjadi pembicara di acara Journalist Camp PRMN x Eiger di Area Campervan Camp Sari Ater Subang pada Kamis, 25 Agustus 2023 lalu. Khansa Ceritakan pengalaman pendakian gunung yang sudah dilakukannya. /PRMN/

PRFMNEWS - Mendaki gunung kini bukan hanya digandrungi kaum adam saja. Kini mulai banyak wanita yang menggandrungi kegiatan berpetualang di alam bebas ini. Tak hanya itu, mendaki gunung juga bukan hanya menjadi milik orang dewasa. Anak sekolah pun bisa menekuni kegiatan luar ruangan ini seperti halnya yang dilakukan oleh siswi kelas 12 di SMA Labschool Jakarta, Khansa Syahla Aliyah.

Meski masih belia, pengalaman Khansa di dunia mendaki gunung sudah sangat luar biasa. Tak tanggung-tanggung di usianya yang baru menginjak 17 tahun, Khansa sudah mendaki 83 gunung di dalam dan luar negeri termasuk di antaranya beberapa puncak gunung tertinggi di dunia.

Gadis kelahiran 2006 yang telah menjadi brand ambassador Eiger ini tercatat pernah menaklukan puncak Carstensz Pyramide di Papua yang merupakan salah satu dari 7 puncak tertinggi di dunia. Dia tercatat sebagai salah satu 7 sumitters perempuan termuda Indonesia.

Baca Juga: Komitmen Isu Sustainability, EIGER Ungkap Capaian Ramah Lingkungan Sepanjang 2022

"Jadi mulai mendaki gunung itu kira-kira pertama kali itu gunung pertama gunung Bromo di umur 5 tahun," kata Khansa di acara Journalis Camp PRMN x Eiger di Area Campervan Camp Sari Ater Subang pada Kamis, 25 Agustus 2023.

Mengingat usianya masih muda, banyak hal yang dilakukan oleh Khansa agar bisa menaklukan banyak puncak gunung. Dia mengaku banyak melatih fisik dan mental demi bisa menikmati keindahan alam di atas puncak gunung.

"Pas nyampe puncak seneng banget bisa melihat keindahan alam dari puncak gunung itu," sebutnya.

Selepas dari Bromo, Khansa melanjutkan petualangannya ke Gunung Rinjani saat usianya 7 tahun. Kala itu, Khansa tidak langsung memaksakan diri untuk mencapai puncak.

Hal itu dilakukan Khansa demi menumbuhkan rasa penasaran akan keindahan alam di atas puncak Rinjani.

Baca Juga: Arungi Pulau Flores dengan Kayak, Eiger Dukung Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara

Persiapan Mendaki Gunung

Mengingat usia Khansa masih belia, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh Khansa agar keinginan dia mendaki gunung dan kewajiban dia sebagai pelajar sama-sama terpenuhi.

"Ada 2 syaratnya yaitu nilai harus bagus dan harus persiapan," ucap Khansa yang masih berupaya menyelesaikan program The 7 Longest Indonesia.

Darah petualangan Khansa mengalir dari kedua orang tuanya yang sama-sama penyuka kegiatan petualangan di alam bebas.

Untuk mendaki gunung Semeru, Khansa memerlukan persiapan yang cukup lama. Bukan satu atau dua hari saja. Sekitar 2 bulan digunakan Khansa untuk mempersiapkan fisik demi bisa mendaki.

Di tahun 2023 ini, Khansa terakhir mendaki gunung Wilis pada momen 17 Agustus 2023 kemarin bertepatan pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-78 RI.

Pendakian gunung Wilis itu menjadi spesial bagi Khansa karena selain bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, juga dilakukan hanya dengan teman-temannya yang sama-sama pendaki perempuan.

Baca Juga: Produk Lokal Eiger Indonesia Siap Pasarkan Produk ke Swiss, Bawa Spirit ke Kancah Internasional

"Kemarin ada lima temen-temen perempuan juga itu seru banget, kita bonding di situ, kita banyak sharing-sharing juga dan kaya pengalaman yang jarang aku dapatin juga bisa naik gunung sama temen-temen baru karena biasanya sama ayah saja berdua," ceritanya.

Menariknya lagi, kata Khansa, karena dia mendaki gunung bersama teman-teman pendaki perempuan maka banyak perbincangan khas perempuan sepanjang jalur pendakian.

"Tapi bener kita kaya make up bareng gitu lucu-lucuan," sebutnya.

Selama melakukan pendakian, gadis yang selalu menggunakan produk Eiger dalam pendakiannya ini selalu tak lupa menjaga kesehatan kulit dan wajahnya dengan tak lupa menggunakan skincare dan lainnya.

Kata dia, perawatan selama pendakian justru membuat dia bisa menjaga mood dalam melakukan perjalanan panjang ke puncak gunung.

Baca Juga: Eiger Buka INNOVATION CHALLENGE EIGER 2023, Kesempatan untuk Eksplorasi Hal Baru

Khansa mengingatkan, mendaki gunung bukan semata-mata untuk menaklukan gunung tersebut. Bagi pemegang Piagam MURI pendaki perempuan termuda Indonesia yang mencapai puncak Gunung Kilimanjaro ini menegaskan bahwa mendaki gunung adalah proses untuk menikmati keindahan alam dan juga untuk menaklukan ego diri sendiri.

Karena itu banyak persiapan yang harus dilakukan mulai dari izin dari orang tua, menentukan tujuan, latihan, dan lainnya.

"Selanjutnya mempelajari karena kita harus punya ilmu berkegiatan di alam terbuka ilmu-ilmu dasarnya seperti ilmu navigasi darat, ilmu survival, ilmu bertahan hidup jadi itu penting banget," paparnya.

Setiap akan mendaki satu gunung, Khansa pun selalu mengumpulkan data mengenai jalur pendakian gunung tersebut untuk menentukan titik-titik pendakian dan lainnya agar bisa mengantisipasi berbagai macam hal.

Latihan fisik pun tak pernah dilewatkan Khansa mulai dari dengan lari ataupun kegiatan fisik lainnya.

Baca Juga: Berkat Shopee Live, Eiger Ukir Rekor Omzet 16 Kali Lipat

"Latihan fisiknya selain lari aku seperti mau ekspedisi panjang seperti ke Elbrus kemarin yang di Rusia aku ada coach trainer sendiri jadi selama 2 bulan aku belajar sama coach," sebutnya.

Banyaknya latihan fisik ini membuat mental Khansa juga terlatih.

Sebelum melakukan pendakian, dia juga kerap memastikan semua perlatan yang dibawa sangat-sangat memadai.

"Pastinya Eiger udah ngelengkapin perlengkapan-perlengkapan ini, terbaik," ucapnya.

Kata Khansa, produk-produk Eiger sudah sangat baik kualitasnya hingga bisa membuatnya nyaman di kondisi ekstrem sekalipun seperti di daerah bersalju dan lainnya.

Khansa juga selalu mempersiapkan logistik yang memadai untuk keperluan mendaki.

Sudah 83 gunung ditaklukan Khansa. Dia pun tak lupa mendokumentasikan semua pendakiannya agar bisa digunakan oleh pendaki lainnya.

"Naik gunung itu kita harus jaga alamnya itu penting banget. Kalau kita masih buang sampah di kota atau masih buang sampah sembarang di sini gak usah naik gunung karena ngapain naik gunung ngotor-ngotorin, coret-coret, vandalisme kita buang sampah sembarangan karena alam itu Allah ciptain emang buat kita nikmatin keindahan alamnya , kalau kita ngerusak ya buat apa? Kan kita harus jaga alam nanti alam juga bakal jaga kita," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler