8 Pertanyaan Soal Cacar Monyet, Siapa Paling Rentan Terinfeksi hingga Bahayanya bagi Ibu Hamil dan Menyusui

4 Agustus 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi monkeypox atau cacar monyet. /Dado Ruvic/Reuters

PRFMNEWS – Sejumlah pertanyaan seputar virus cacar monyet atau monkeypox terus bermunculan mengingat wabah ini perlu diwaspadai penularannya.

Gejala, pengobatan, siapa orang paling rentan tertular, hingga cara penularan virus cacar monyet menjadi beberapa contoh pertanyaan masyarakat yang kerap ditanyakan.

Berikut ini delapan pertanyaan seputar penyakit cacar monyet yang kami rangkumkan dari laman resmi Kementerian Kesehatan:

1. Apa itu penyakit cacar monyet?

Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Baca Juga: Pasien Suspek Cacar Monyet Ditemukan di Jateng, Ganjar Pranowo: Nggak Perlu Panik

2. Apa saja gejala cacar monyet?

Gejala tiap orang terinfeksi virus monkeypox bisa berbeda-beda, ada yang ringan hingga berat. Orang yang berisiko lebih tinggi munculkan gejala lebih parah adalah mereka yang sedang hamil, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

Gejala monkeypox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.

Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian.

3. Bagaimana cara monkeypox menular dari hewan ke manusia?

Monkeypox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Biasanya adalah hewan pengerat dan primata.

Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir/menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati – termasuk daging dan darahnya.

Di negara-negara endemik, makanan yang berisi daging atau bagian tubuh hewan perlu dimasak hingga matang sebelum dimakan.

Baca Juga: Ada Suspek Cacar Monyet di Jateng, Ganjar Pranowo: Kita Masih Pantau

4. Siapa yang paling berisiko terkena monkeypox?

Yang paling berisiko adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox, atau yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi.

Tenaga kesehatan juga memiliki risiko sehingga perlu untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).

Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox.

Orang yang pernah mendapatkan vaksin cacar kemungkinan memiliki perlindungan tertentu terhadap infeksi monkeypox. Meskipun demikian, upaya pencegahan harus tetap diterapkan.

5. Bagaimana cara saya melindungi diri dan orang lain dari monkeypox?

Batasi kontak dengan suspek atau sudah terkonfirmasi monkeypox, juga dengan hewan yang berisiko menularkan. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi secara teratur.

Periksakan diri Anda dan kontak erat Anda jika mengalami gejala monkeypox. Isolasi diri sampai seluruh ruam-ruam kulit kering, mengelupas, dan terbentuk lapisan kulit baru di bawahnya.

6. Apa pengobatan untuk penderita monkeypox?

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk monkeypox masih terbatas tahap pengembangan. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif.

Penyakit dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Orang terinfeksi monkeypox harus minum air secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur.

Orang dengan monkeypox harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam dengan membersihkan tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka. Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik.

Baca Juga: Sempat Viral di Media Sosial, Polisi Mediasi Dua SMK di Kabupaten Bandung yang Terlibat Tawuran

7.Apa saja risiko monkeypox selama kehamilan?

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami risiko monkeypox selama kehamilan, dan bagaimana virus dapat ditularkan ke janin saat dalam kandungan atau bayi baru lahir selama atau setelah lahir atau saat menyusui.

Informasi yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa penularan selama kehamilan dapat berbahaya bagi janin.

8. Dapatkah saya terus menyusui jika saya telah terdiagnosis monkeypox?

Jika Anda telah terkonfirmasi atau suspek monkeypox dan Anda sedang menyusui, konsultasikan dengan fasilitas layanan kesehatan. Jika memungkinkan untuk terus menyusui dan melakukan kontak, maka petugas akan memberikan saran untuk mengurangi risiko penularan seperti menutupi luka dan mengenakan masker.

Saat ini belum diketahui apakah virus monkeypox dapat menular dari orang tua ke anak melalui ASI. ***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler