BMKG Ingatkan Sukabumi-Cianjur-Bandung Kawasan Sesar Gempa Aktif: Tak Perlu Kekuatan Besar untuk Merusak

- 21 November 2022, 17:17 WIB
Peta gempa bumi Cianjur yang menunjukkan juga jalur Sesar Cimandiri dan Lembang
Peta gempa bumi Cianjur yang menunjukkan juga jalur Sesar Cimandiri dan Lembang /PVMBG

PRFMNEWS - Gempa bumi berkekuatan M 5.6 yang mengguncang wilayah Cianjur merupakan gempa dangkal yang diduga akibat aktivitas Sesar Cimandiri.

Dampaknya, ratusan rumah rusak berat, beberapa gedung pemerintah rusak dan puluhan korban jiwa berjatuhan pascagempa.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa dangkal tidak perlu kekuatan yang besar untuk menimbulkan kerusakan. Hal ini terjadi pada gempa bumi Cianjur yang berada di darat dengan kedalaman 11 KM.

Baca Juga: Dampak Kerusakan Gempa Cianjur, BNPB: 343 Rumah Rusak Berat, Jalan Puncak Terputus

"Gempanya itu tidak harus kekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan, rata-rata dangkal bisa kurang dari 10 KM, 15 KM, dan tidak perlu kekuatan besar di atas 7 (magnitudo)," kata Daryono dalam konferensi pers yang ditayangkan di Kanal Youtube Info BMKG, Senin 21 November 2022.

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, kawasan Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, hingga Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Hal ini menjadi penyebab gempa sering terjadi.

Disebut seismik aktif karena di kawasan itu terbaring jalur sesar atau patahan di antaranya Sesar Cimandiri, Sesar Padalarang, Sesar Lembang, dan Sesar Cirata.

Baca Juga: Gempa Cianjur Picu Longsor Tebing, Jalan Puncak – Cianjur Terputus 2 Arah

"Kompleksitas itu karena daerah jalur gempa yang keberadaannya ada Sesar Cimandiri, Sesar Padalarang, Lembang, Cirata dan masih banyak lagi sesar minor di daerah tersebut dan sebagian besar di Waduk Cirata," papar Daryono.

Patahan tersebut kata dia, berpotensi memicu padatnya gempa dangkal dan menjadikan kawasan tersebut rawan gempa secara permanen.

"Kekuatan (Magnitudo) 4, 5, atau 6 bisa menimbulkan kerusakan signifikan," imbuhnya.

Baca Juga: UPDATE Gempa Cianjur, BMKG Sebut Titik Koordinat Ada di Sukalarang Sukabumi

Bahkan berdasarkan catatan sejarah, gempa merusak di kawasan tersebut banyak terjadi sejak tahun 1844.

Melihat kawasan rawan bencana gempa ini, Daryono mengingatkan pentinya upaya identifikasi sumber gempa hingga mitigasi konkrit dan struktural.

"Rawannya wilayah Cianjur, Sukabumi, Lembang, Purwakarta maka penting dilakukan upaya identifikasi sumber gempa. Dalam hal ini identifikasi jalur sesar aktif, harus diteliti lagi dengan kejadian gempa ini," tegasnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x