Pengakuan Korban Dugaan Pelecehan Seksual Isu ‘Tidur Bareng Bos’ Syarat Perpanjang Kontrak Kerja

6 Mei 2023, 16:00 WIB
Karyawati di Cikarang, Bekasi ini Dirayu dan Diajak ke Hotel Untuk Perpanjang Kontrak Kerja? /

PRFMNEWS – Karyawan perempuan yang diduga jadi salah satu korban dugaan pelecehan seksual atas isu viral tidur bareng bos perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi sebagai syarat memperpanjang kontrak kerja akhirnya buka suara.

Karyawati perusahaan berinisial AD (24) menyampaikan penjelasan terkait dugaan pelecehan seksual oleh oknum manajer perusahaan di Cikarang Bekasi usai viral isu tidur bareng bos jadi syarat perpanjangan kontrak kerja.

Pegawai wanita yang diduga jadi korban isu viral tidur bareng bos perusahaan di Cikarang Bekasi sebagai syarat memperpanjang kontrak kerja tersebut menjelaskan kronologi peristiwa yang dialaminya dengan didampingi anggota DPR RI, Obon Tabroni.

Baca Juga: Bendera Indonesia Terbalik di Acara Pembukaan SEA Games 2023, Menpora Kamboja Minta Maaf

AD mengaku sudah menerima pesan ajakan untuk jalan berdua oleh pelaku yang disebutnya menjabat sebagai manajer outsourcing melalui chat WhatsApp (WA) hanya berselang beberapa hari setelah diterima kerja di pabrik wilayah Cikarang tersebut.

"Saya diterima kerja itu November 2022, selang beberapa hari dapat pesan WA dari dia. Awalnya perkenalan gitu, ‘Gimana kerja di sini’ gitu. Terus lama-lama mengajak jalan, katanya berdua aja. Itu di hari pertama dia WA saya," kata AD, dikutip prfmnews.id dari ANTARA .

Sejak dihubungi pertama kali itu, korban mengaku kerap mendapat pesan WA dari pelaku. Hampir setiap hari pelaku mengirim pesan singkat yang berujung pada ajakan untuk jalan bersama.

Baca Juga: Persib Bandung Perpanjang Kontrak Frets Butuan dan Reky Rahayu Sampai 2026

"Kalau saya pasang status, dia sering komen. Katanya ‘Lagi dimana, kenapa tidak ajak’. Ujungnya pasti tanya, ayo jalan-jalan berdua," bebernya.

Oleh AD, ajakan pelaku tersebut selalu ditolak. Korban juga meminta teman-temannya jika ingin mengajak jalan, namun pelaku tidak mau.

"Saya setiap kali bertemu dengan atasan itu dia selalu menanyakan kapan jalan berdua, saya selalu alasan ‘Iya entar’. Saya maunya bareng-bareng (sama teman yang lain) tapi dia maunya berdua," ucapnya.

Baca Juga: Polisi Bentuk Tim Investigasi untuk Ungkap Kematian Pengunjung di Lift Bandara Kualanamu

Karena kerap ditolak, pelaku mulai melancarkan tekanan dengan mengancam tidak memperpanjang kontrak kerja korban jika kerap menolak.

"Mungkin lama-lama dia kesal ‘Ya sudah kamu habis kontrak saja, janji kamu palsu’ katanya begitu ke saya," tutur AD.

Korban melanjutkan, di pabrik itu dia mendapat kontrak kerja selama tiga bulan. Pada tiga bulan pertama itu ajakan tersebut kerap dialihkan korban. Korban mencoba bertahan kendati kerap dirayu hingga mendapatkan tekanan.

Selain kerap menerima ajakan jalan berdua, pelaku pun sering menanyakan alamat rumah kos korban.

Baca Juga: KAI Segera Berlakukan Gapeka Baru, Jadwal Keberangkatan-Kedatangan Kereta Api akan Berubah

Hingga pada satu ketika, pelaku menelepon hingga tiga kali, namun tidak dijawab oleh korban. Tak berselang lama, pelaku mengirimkan foto hotel ke korban.

"Katanya ‘Kamu di mana, aku sudah di sini’ sambil kirim foto hotel. Padahal sebelumnya tidak pernah janjian. Cuma dia sering nanya kosan aku," ungkapnya.

Lama kelamaan korban mengaku takut dan merasa tertekan karena kerap mendapatkan ajakan tak semestinya hingga ancaman putus kontrak jika tak menuruti.

Puncaknya, korban memberanikan diri untuk menegaskan kalau dirinya tidak mau diajak oleh pelaku.

Baca Juga: Pelaku Pemukulan Sopir Bus TMP Bandung Ditangkap Polisi, Identitas Pemukul dan Korban Terungkap

"Dia langsung mengancam, ‘Ya udah putus aja kontraknya’," terangnya.

Sementara itu Obon Tabroni yang mendampingi korban menyatakan karena rasa tekanan tersebut, korban lantas berani melaporkan apa yang dialaminya ke salah satu aktivis buruh itu.

Obon Tabroni lantas memberikan pendampingan hingga akhirnya mau menyuarakan apa yang dialaminya.

"Secara makro ini adalah persoalan gunung es, jarang orang berani menyampaikan itu. Banyak desas-desus tapi tidak ada orang yang berani. Maka ini harus mendapatkan pendampingan," tutur Obon Tabroni.

Dia berharap pengalaman yang dialami AD mampu menggugah korban pelecehan lain untuk bersuara.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler