Waduh, Situs Porno Ditemukan di Buku Sosiologi SMA, FAGI Jabar: Ini Lebih Bahaya dari Kasus Jilbab

10 Februari 2021, 20:21 WIB
Ilustrasi Anak Sekolah.*/PRFM /

PRFMNEWS - Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat yang juga Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sosiologi Jawa Barat, Iwan Hermawan meminta pemerintah segera memblokir situs porno yang terdapat dalam buku sosiologi SMA kelas XII.

Menurut Iwan, setelah mendapatkan informasi tersebut ia langsung menghubungi Kemendikbud untuk berkoordinasi dengan kementerian terkait guna melakukan pemblokiran terhadap situs itu.

Sebelumnya, di dalam buku sosiologi SMA kelas XII ada rujukan pada salah satu tautan situs budaya sunda yang ternyata saat dibuka malah berisikan gambar tidak senonoh. Hal itu pertama kali diketahui oleh guru yang sedang mempersiapkan materi pembelajaran daring di sekolahnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Baru Saja Gempa dengan Magnitudo 6,5 Guncang Bengkulu

Baca Juga: Aturan PPKM Skala Mikro dan Pembagian Wilayah Zona Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung

 

“Ini laporan dari kawan guru sosiologi, sekarang lagi daring, metodenya pun disampaikan materi pada siswa lewat online. Ketika guru sedang membuat bahan pelajaran ketika melihat dari buku cetak dan disalin itu ada tautan ada situs tersebut, ketika di ketik ulang ternyata situs itu situs untuk orang dewasa,” kata dia saat on air di Radio PRFM  107,5 News Channel, Rabu 10 Februari 2021.

Bahkan menurutnya, konten pornografi ini lebih berbahaya dari kasus pemaksaan seragam yang terjadi beberapa waktu lalu di Padang, Sumatera Barat. Terlebih lagi, buku sosiologi tersebut sudah banyak dimiliki oleh anak-anak.

“Saya langsung kontak Biro Hukum Kemendikbud, Dian Wahyuni, secepatnya situs itu segera diblokir untuk koordinasi dengan situs itu diblokir sehingga siapapun bisa membuka situs tersebut, harusnya segera, karena ini lebih berbahaya daripada kasus jilbab yang ada SKB tiga menteri. Apalagi buku tersebut sudah dipegang anak,” jelasnya.

Baca Juga: Muhammadiyah Umumkan Awal Ramadhan Tahun Ini Jatuh pada 13 April 2021

Baca Juga: PPKM Skala Mikro di Kota Bandung Diterapkan, Jam Buka Mal dan Restoran Jadi Lebih Lama

Usut punya usut, Iwan menyatakan setelah mendapatkan keterangan dari penerbit, tautan yang disematkan di buku sosiologi itu benar berisikan konten pembelajaran budaya sunda pada tahun 2014.

Namun, karena mungkin, duga Iwan, sudah tak terurus sehingga ada perusahaan lain yang membeli domain tersebut untuk dikelola.

“Ketika kita konfirmasi dengan teman-teman dan juga informasi dari penerbit itu tahun 2014 itu betul-betul situs tersebut yang berisi budaya masyarakat Sunda. Tapi, tahun 2021 ini sudah lain mungkin sudah tidak diurus lagi situs tersebut oleh yang punya dan dibeli oleh orang luar,” tandasnya.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler