Beberapa Negara ini Legalkan Jenazah Manusia jadi Pupuk Kompos Karena Dianggap Ramah Lingkungan

- 29 Oktober 2022, 09:35 WIB
Ilustrasi pohon.
Ilustrasi pohon. /Pexels/Akil Mazumder


PRFMNEWS - Ada beberapa cara yang biasa dilakukan pada jenazah atau orang yang sudah meninggal.

Pemakaman, kremasi, pembalseman dan penguburan dengan peti mati adalah cara paling umum untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang kita cintai.

Negara bagian California, Amerika Serikat, baru-baru ini melegalkan sebuah praktik mengubah jenazah manusia menjadi pupuk kompos.

Baca Juga: 10 Negara dengan Bisnis Prostitusi Terbesar di Dunia, Adakah Indonesia?

Kebijakan tersebut ditandatangani langsung Gubernur California, Gavin Newsom, pada Minggu lalu. Newsom telah menandatangani Undang-Undang baru yang mengizinkan warganya memilih opsi pengomposan setelah kematian yang berlaku mulai 2027.

“Dengan perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut sebagai ancaman yang sangat nyata bagi lingkungan kita, ini adalah metode alternatif disposisi akhir yang tidak akan memberikan kontribusi emisi ke atmosfer kita ,” kata Newsom seperti yang dikutip PRFMNEWS dari euronews.green, pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Washington jadi yang pertama melegalkan pengomposan manusia di tahun 2019 silam, kemudian diikuti oleh Colorado dan Oregon pada 2021 lalu. Lalu baru-baru ini, di Vermont praktik tersebut telah dilegalkan pada Juni 2022, dikutip dari Smithsonian Magazine.

Baca Juga: WOW PM Baru Inggris Rishi Sunak Disebut Lebih Kaya dari Raja Charles, Intip Kekayaannya

Pengomposan jenazah dilakukan sebab cara tersebut dianggap lebih ramah lingkungan daripada kremasi atau dikubur. Selain itu, praktik ini dilakukan untuk menangani perubahan iklim dan menyelamatkan lingkungan hidup yang aman dan bersih.

"Cara ini jadi opsi tambahan bagi penduduk California yang menginginkan lingkungan yang bersih dan ramah. Sekaligus memberi mereka pilihan lain untuk pemakaman," kata anggota Majelis Demokrat Cristina Garcia, salah satu pihak yang mengusulkan pengomposan jenazah, dikutip PRFMNEWS dari The New York Post.

Apa itu pengomposan tubuh?

Proses pengomposan tubuh disebut terramasi, dan menggunakan reduksi organik untuk mengubah tubuh menjadi tanah. Bentuk pembusukan yang unik sedang diperkenalkan oleh penyedia layanan pemakaman AS, Return Home.

Baca Juga: Bertemu di Jakarta, Presiden Jokowi Sambut Baik Strategi Tony Blair untuk Promosikan IKN

Mayat ditempatkan dalam wadah kedap udara dan dikelilingi oleh campuran alfalfa dan serbuk gergaji.

Organik ini dengan cepat menumpuk dan mempertahankan panas secara alami, menghindari pengeluaran bahan bakar fosil yang mahal dari krematorium konvensional.

“Kremasi membutuhkan 30 galon (135 liter) bahan bakar dan memompa sekitar 540 pon (245 kilogram) CO2 ke atmosfer, jadi kami telah merancang sistem yang berjalan sekitar 90 persen lebih bersih dari itu,” kata Micah Truman, CEO dari Return Home.

Baca Juga: Penjelasan Bahaya Dietilen Glikol dan Etilen Glikol pada Obat Batuk Sirup yang Tewaskan Banyak Anak di Gambia

“Kami menggunakan bahan dasar organik di mana tubuh ditempatkan, dan kami hanya menutup tutupnya. Panas membuat aktivitas mikroba super aktif dan pada akhir bulan, tubuh kita berubah total.

Tanah dari hasil proses kompos dari jenazah tersebut kemudian bisa digunakan untuk menumbuhkan tanaman, pohon, dan bunga serta memberikan kehidupan baru.

Baca Juga: Zelensky Minta Barat Peringatkan Rusia Tidak Ledakkan Bendungan

Tapi sayangnya opsi pengomposan jenazah manusia ini memiliki kendala dari segi harga jasa pengomposan jenazah. Untuk mendapatkan layanan tersebut masyarakat harus merogoh kocek sekitar Rp112 juta.

Bisa kamu bayangkan, jenazah orang tercinta tetap bisa dikenang di belakang rumah lewat tanaman yang tumbuh subur.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x