Network
Baca Juga: Cara ke JIS Naik Transportasi Umum, ini Rute KRL dan TransJakarta Menuju Lokasi Malam Puncak HUT DKI
“Rumah ini memiliki 3 kamar yang cukup luas, 2 kamar berada di depan dan 1 kamar di belakang, dapurnya berada disamping kamar perempuan, ruang tengahnya juga cukup luas untuk tempat kami berdiskusi, saat aku melihat di kamar belakang, jujur ada perasaaan yang tidak enak,” ucap si penulis.
Para mahasiswa ini awalnya tidak merasakan hal-hal aneh yang dialami selama menempati rumah kosong tersebut. Mereka menjalankan rentetan kegiatan terkait proker sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat di Desa A itu.
Dari 12 orang, hanya 8 mahasiswa yang setiap hari tidur di rumah kosong tersebut karena 4 lainnya sudah berkeluarga, sehingga hanya datang tiap Sabtu dan Minggu.
Mahasiswa yang menginap di rumah tersebut adalah 5 perempuan yakni Amel, Meli, Lala, Aisyah, Mala, dan 3 laki-laki yaitu Abdul, Rozak, dan Indra.
Sedangkan 4 mahasiswa lainnya, Nita, Mei, Redi, dan Bela yang tidak menetap setiap hari di sana. Proker mereka yakni sehari-hari bantu mengajar siswa siswi di SMP dan SD setempat.
Kisah horor pun dimulai. Beberapa hari tinggal di rumah itu, Amel mengalami hal aneh. Ia merasa pada suatu malam seperti ada orang lain selain 7 temannya seolah mengawasinya.
“Abdul, Rozak dan Indra sudah tertidur di ruang tengah, sedangkan yang perempuan sudah berada di kamar untuk istirahat, lampu ruang tengah selalu dimatikan, di tengah malam aku terbangun dan siap-siap untuk melaksanakan sholat tahajud,” akunya.
“Saat itu aku tidak tega membangunkan teman-temanku, jadi aku pergi ke kamar mandi sendirian, setelah keluar dari kamar mandi aku kaget, karena ada sesosok hitam besar tengah berdiri di hadapanku, aku takut, aku menundukkan kepalaku sambil berkata dalam hati, itu siapa, kenapa besar sekali?” lanjutnya.
