TV Bandung 132 Klaim Tak Gunakan APBD ? Begini Penjelasan BEEC

- 22 Oktober 2020, 19:29 WIB
Ketua Bandung Economic Empowerment Center (BEEC), Ujang Koswara bersama Kepala Seksi Kurikulum PSMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Ariyanto saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis 22 Oktober 2020.
Ketua Bandung Economic Empowerment Center (BEEC), Ujang Koswara bersama Kepala Seksi Kurikulum PSMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Ariyanto saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis 22 Oktober 2020. /TOMMY RIYADI/PRFM.

PRFMNEWS - Sepekan sudah sejak tayangan perdananya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) lewat TV Bandung 132 terus dilanjutkan meski sejumlah keluhan dari warga mencuat. Saluran televisi digital yang diklaim tanpa biaya APBD ini dalam sepekan terakhir menuai pro kontra dari berbagai kalangan.

Ketua Bandung Economic Empowerment Center (BEEC), Ujang Koswara selaku fasilitator atas lahirnya TV Bandung 132 menegaskan, tidak ada satu rupiah pun dana APBD kota Bandung yang mengalir dalam program tersebut.

Ia beralasan, program ini dikerjakan semata untuk menghadirkan tayangan hingga di level RT. Setidaknya mampu menjangkau 65 ribu siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) yang kesulitan selama proses PJJ.

“Saya jamin, tidak ada uang APBD yang digunakan untuk program ini. (Decoder) 5 ribu dari BEEC dan yang 5 ribu sisanya mencari partisipasi karena kondisinya darurat. Karena kalau pakai APBD dan sejenisnya kita kehilangan momentum. Kalaupun bisa tahun depan,” kata Ujang di Balai Kota Bandung, jalan Wastukancana, Kamis 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Agar Anak Tidak Meniru Kata-kata Kasar Seperti di Medsos, KPAI: Orangtua jadi Pendamping Utama

Pria yang akrab di sapa Uko ini pun memastikan, BEEC akan membantu pemasangan piranti penerima siaran yakni set top box atau decoder dan antena mini parabola di 5 ribu titik. Sementara sisanya, ia juga menyatakan siap membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mencari suntikan dana dari bantuan sosial perusahaan.

Selain memberikan sokongan perangkat, Uko juga memastikan BEEC akan ikut membantu untuk pemeliharaannya. Saat ini, perangkat untuk penerima siaran TV Bandung 132 sudah terpasang 1.000 unit yang tersebar di tingkat RT di Kecamatan Arcamanik dan Batununggal.

“Ini dihibahkan ke warga, tidak ada lagi di situ milik Pemkot Bandung. Serahterimanya langsung dari kawan-kawan saya yang nitip itu ke RT. Kalau ada masalah itu ada pengaduan nomor telepon di televisinya bisa menghubungi kita,” jelasnya.

Baca Juga: Setelah pakai NIK dan Nomor KK, Kominfo Berencana Verifikasi Biometrik untuk Registrasi SIM Card

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengklaim, sudah melakukan monitoring pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui TV Satelit 132 yang sudah berjalan hampir sepuluh hari.

Kepala Seksi Kurikulum PSMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Ariyanto mengatakan, selama ini Disdik terbantu dengan adanya TV Satelit Bandung 132.

Menurutnya, materi yang diberikan dalam PJJ TV Sateling Bandung 132 lebih komprehensif. Sebab, kata dia, tidak cukup jika hanya mengandalkan pemberian tugas saja. Sehingga harus ada pembahasan materi yang lebih meluas.

"Jadi tidak ada narasumber ketika guru menyampaikan tugas maka anak hanya mengerjakannya. Ini (Bandung 132) melengkapi. Ketika diberikan tugas, ada narasumber yang juga itu guru sendiri," ujar Bambang, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis, 22 Oktober 2020,

Baca Juga: Kudapan Seru hingga Solusi Logistik di Merchant ShopeePay Minggu Ini!

Setiap konten yang diberikan dalam TV satelit Bandung 132, kata dia, lebih spesifik sesuai tingkatan kelas dari SD hingga SMP, ditambah dengan muatan lokal.

"Sebelum semua konten ditayangkan, kami memvalidasi konten. Sehingga apa yang disampaikan sudah melalui tahapan proses, penyetandaran materi, validasi konten, seleksi guru, pemetaan kompetensi dasar, pemetaan materi," katanya.

Dikatakan Bambang, PJJ melalui TV satelit 132 ini menggunakan narasumber dari guru sekolah di Kota Bandung, sehingga tercipta kedekatan yang lebih erat antara sekolah dengan murid ataupun orangtuanya.

"Kami meyerap keluhan orang tua siswa kaya kerinduan bertemu guru dan materi diterangkan. Tapi kami tidak punya media. Sekarang konten dan kreativitas guru difasilitasi," ujarnya.**

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x