“Sehingga operator tidak perlu lagi menunggu penumpang penuh dan hanya perlu mematuhi headway (waktu keberangkatan) yang ditetapkan. Kita sudah siap dengan subsidi itu. Mudah-mudahan nanti dengan dewan ini clear," ucap dia.
Guna merealisasikan program konversi angkot jadi mikrobus segera terwujud mulai tahun 2024, kata Ema, pihaknya akan bekerja sama dengan koperasi-koperasi angkutan di Kota Bandung untuk menyelaraskan program ini.
Ema berharap dengan hadirnya fasilitas transportasi publik yang nyaman dan aman dapat menarik minat masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum.
Baca Juga: Citilink Resmi Layani Rute Tasikmalaya-Jakarta Mulai 2 Oktober, Begini Pola Jadwal Terbangnya
"Kalau public transport ini sudah benar artinya kita juga akan berpindah dengan sendirinya. Tanpa ada perubahan public transport, perilaku dipastikan tidak mau berubah. Kemacetan akan tetap hadir," tuturnya.
Ema pun menekankan bahwa program konversi transportasi umum tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung sebagai bagian dari perbaikan dan pembangunan infrastruktur.
"Persoalan besar kita di kota besar seperti ini adalah masalah kemacetan. Mudah-mudahan kita bisa mewujudkan transformasi transportasi," ungkapnya.***