Baca Juga: Dukungan Bobotoh Persib Bandung Bikin Daisuke Sato Terkagum-kagum
“Sudah bagus dengan anggaran sedemikian, apa cukup atau ditambah lagi? Melihat urusan wajib 3 bidang di 4 program. Di luar penunjang. Saya rasa dengan capaian tadi, jika ditambah anggaran tadi bisa memaksimalkan program kerja Disdagin,” paparnya.
Nunung mengapresiasi program pengembangan kolaborasi UKM dan IKM dengan marketplace dalam menunjang peningkatan marketing.
Nunung berharap bahwa mal pun perlu ada kontribusi terhadap UKM dan IKM di Kota Bandung.
Selain itu Disdagin Kota Bandung perlu memonitor warung-warung tidak mati dengan adanya swalayan yang semakin menjamur.
“Tapi catatannya untuk menumbuhkan warung-warung di Kota Bandung harus dimonitor perkembangan minimarket di kota Bandung yang menjamur di Kota Bandung agar warung-warung Kota Bandung tidak dimatikan dengan swalayan di Kota Bandung,” urai Nunung.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Agus Salim mengatakan perlu sosialisasi program-program pengembangan UKM dan IKM Disdagin agar merata.
“Banyak yang belum mengetahui keberadaan program tersebut. Mungkin masih disosialisasikan ke pemerintah saja, jika memang semua disentuh mereka akan tergerak. Mereka berkata masih dibiarkan saja di pasar bebas. Maka perlu untuk didata, database UKM IKM di Kota Bandung karena berkaitan pemerataan penataan di Lota Bandung. Sehingga juga tidak ada kecemburuan sosial,” katanya.
Baca Juga: Mengintip Keseruan Pengelolaan Sampah di Sekolah Kang Pisman di Kota Bandung
Anggota Komisi B lainnya, Asep Mulyadi mengatakan melihat potensi perdagangan eceran di masyarakat sangat besar, Disdagin Kota Bandung perlu membuat kajian rata-rata harga di pasar agar membuat kestabilan harga di masyarakat.