“Korea Selatan ini sudah lama pengusaha dan pemerintahnya kompak dan “menyebabkan” masyarakat dunia menyukai negara itu dengan cara-cara kreatif,” katanya.
Dicontohkan Chairul, yang menjadi ujung tombak ekonomi kreatif Korea Selatan bisa jadi dari musik dengan merangseknya K-Pop ke jajaran teratas musisi dunia atau dari sisi sektor film lewat drama Korea.
Padahal menurut Chairul, penonton tidak terasa telah “dipengaruhi“ agar menyukai produk Korea Selatan mulai dari kuliner, make up, fesyen, gadget, hingga akhirnya masyarakat dunia ingin berkunjung ke Korea Selatan.
Efek dari strategi budaya melalui cara ekonomi kreatif ini terbukti mampu menggerakkan pengaruh hingga membangkitkan ekonomi negara itu.
“Publik Bandung salah satunya, jadi ingin berkunjung dan menikmati alam Korea Selatan serasa ada di film drakor yang ditonton, mengenakan fesyennya sesuai apa yang dikenakan idola K-Pop, mendalami bahasa Korea agar bisa mengirim pesan kepada idola mereka lewat chat atau setidaknya memahami langsung efek lirik lagu dan narasi film,” ujar pria yang akrab disapa Rully tersebut.
Rully menambahkan, Kadin Kota Bandung memposisikan diri sebagai mitra yang bisa diajak duduk bersama untuk mencari gagasan-gagasan, terobosan, agar yang akan dijalankan oleh Bandung tidak sendiri-sendiri antara pelaku ekonomi kreatif dengan pemerintah.
“Misalnya kita mau bikin drama serial yang mau ditayangkan di Netflix, untuk dikenalkan ke banyak negara. Sekalian cerita menarik, kita sodorkan keindahan Bandung, kulinernya, menawarkan produk yang tidak ada di negara lain, budayanya, musiknya, keramahan orang-orangnya,” ujarnya.
Audiensi Kadin bersama Wali Kota Kota Bandung dan kepala SKPD ini sekaligus memperkenalkan kepengurusan baru Kadin Kota Bandung yang baru dilantik 25 Maret 2022.