Ini Pengakuan Petugas Ambulance di Pemakaman Khusus Covid-19 Cikadut Bandung: Harus Antri Sampai 6 Mobil

- 26 Juni 2021, 15:29 WIB
Antrean ambulans pengangkut jenazah di TPU Cikadut, Sabtu 26 Juni 2021
Antrean ambulans pengangkut jenazah di TPU Cikadut, Sabtu 26 Juni 2021 /Instagram @ambulance_bdg_ai

PRFMNEWS - Petugas ambulance pengantar jenazah ke pemakaman khusus Covid-19 Cikadut Bandung mengungkapkan pengalamannya.

Sandy, mengaku harus menunggu dan bergantian dengan petugas ambulance lainnya, yang juga mengantarkan jenazah ke pemakaman khusus Covid-19 di Cikadut Bandung tersebut.

Setelah antri di kantor pemakaman, Sandy harus kembali mengantri untuk menuju ke lokasi pemakaman.

Lagi-lagi ia juga harus menunggu, karena setibanya di lokasi dekat pemakaman, hanya dapat menampung 5 sampai 6 mobil ambulance. Selanjutnya, jenazah diturunkan dari ambulance dan dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Setalah itu, barulah Sandy bisa turun kembali menuju rumah sakit untuk tugas selanjutnya.

Baca Juga: 5 Ribu Orang Ikut Vaksinasi Massal di Arcamanik

"Posisi kita pertama datang antri di kantor pemakaman untuk registrasi ulang keluarganya, setelah diatas ada yang turun baru kita bisa naik. Tapi itu pun tidak bisa langsung ke tempat pemakamannya, di situ sekitar 15-30 menit untuk antrinya. Terus apabila ada Ambulance yang sudah nurunin peti keluar, kita bisa masuk lagi, jadi di tempat pemakamannya ada 5-6 mobil di luarnya bisa lebih dari 5 mobil," katanya saat On Air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 26 Juni 2021.

Ia tak mengira jika kasus kematian akibat Covid-19 saat ini meningkat jika dibandingkan beberapa bulan kebelakang.

Petugas ambulance di RS Al-Islam Bandung ini menyebutkan, memasuki bulan Maret hingga Mei 2021, jumlah kasus kematian sudah mulai menurun.

Namun, memasuki bulan Juni 2021 terjadi lonjakan jumlah jenazah yang harus dibawa ke pemakaman khusus Covid-19 di Cikadut Bandung tersebut.

"Saya pikir lebih parah sekarang, karena bulan Maret April Mei sudah agak landai. Kasus kematian akibat Covid-19 sempat menurun. Cuma setelah masuk bulan Juni gak tahu kenapa jadi membludak lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Gandakan Target Vaksinasi Agustus 2021 Mendatang Jadi 2 Juta Per Hari

Tak hanya mengangkut jenazah yang sebelumnya berstatus positif Covid-19, namun jenazah yang berstatus suspek juga dibawanya untuk dimakamkan dengan protokol Covid-19.

"Karena gak semua ke pemakaman itu Covid-19, dalam arti ada yang sudah PDP, ada sudah kena juga, jadi ada yang dimakamkan benar-benar Covid-19, ada yang protokol Covid-19, jadi pasien meninggal yang udah ada gejala atau suspek," lanjutnya.

Karena tugas Sandy juga sangat berisiko terpapar virus corona atau Covid-19, ia mengaku pihak rumah sakit tetap memberikan APD dan asupan gizi yang baik untuk mendukung kesehatannya.

Salah satunya dengan menyediakan susu sebagai asupan gizi tambahan bagi tenaga kesehatan dan seluruh petugas kesehatan yang ada di rumah sakit.

Tes antigen pun rutin dilakukan Sandy dan petugas kesehatan lainnya untuk tetap memantau kesehatannya sambil tetap menjalankan tugas.

"Tiap hari dikasih susu sebelum bekerja, semua yang dinas pagi siang malam, tes antigen baru saja kemarin hari Jumat. Alhamdulillah semua petugas di RS Al-Islam negatif semua," ungkapnya.

Baca Juga: Kampus III UIN Sunan Gunung Djati Bandung Akan Dijadikan Tempat Isolasi Mandiri

Baca Juga: Testing atau Pencarian Kasus Baru Covid-19 Indonesia Lemah, Epidemiolog Sebut Kebijakan PPKM Mikro Tidak Tepat

Meskipun begitu, yang menjadi kekhawatirannya dari paparan virus corona justru datang dari pasien yang masih dirawat atau ada di rumah sakit.

Karena itu dirinya bersama rekan petugas lainnya selalu mengikuti protokol kesehatan.

"Lebih 'ngeri' pasien (Covid-19) dari pada jenazah. Namun meskipun sudah meninggal, tetap kami harus memproteksi diri,"pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x