Pemerintah Larang Mudik, Warga : Kami Tetap Mudik Karena Sudah Tradisi

- 5 Mei 2021, 14:29 WIB
Suasana pemudik menggunakan bus di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Rabu 5 Mei 2021
Suasana pemudik menggunakan bus di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Rabu 5 Mei 2021 /TOMMY RIYADI/PRFMNEWS.

"Abis lebaran nanti, keluarga ada acara di kampung mas, jadi saya memilih mudik hari ini, kalau besok kan sudah dilarang dan tidak ada bus yang melayani keberangkatan, jadi hari ini satu-satunya kesempatan bagi kami untuk pulang," ujar pria yang berdomisili di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung tersebut.

Baca Juga: Satu Hari Jelang Larangan Mudik Jalur Lewo Garut Padat, Terminal Cicaheum Bandung Ramai

Calon pemudik tujuan Pekalongan, Nunung Fatmala (24) mengaku dirinya memilih mudik bersama sang mertua, karena di Kota Bandung, dirinya akan tinggal seorang diri tanpa sanak saudara, karena sang suami pindah tugas ke luar kota.

"Kalau saya milih mudik karena di sini (Bandung) juga sendirian, karena suami pindah tugas keluar kota, sedangkan orangtua saya kan di Sumatera, jadi saya milih ikut mertua ke Pekalongan saja dari pada lebaran sendirian di sini," ujarnya.

Tentang aturan larangan mudik lebaran, wanita berhijab ini menganggap tidak efektif untuk menahan para pemudik.

Nunung, pemudik tujuan Pekalongan yang memilih mudik karena di kota Bandung dirinya sendirian dan tidak ada sanak saudara.
Nunung, pemudik tujuan Pekalongan yang memilih mudik karena di kota Bandung dirinya sendirian dan tidak ada sanak saudara. TOMMY RIYADI/PRFMNEWS.

Nunung berpandangan, selama ini pemerintah telah menerapkan adanya pemeriksaan Rapid tes antigen, tes PCR/ Swab dan sebagainya sebagai upaya mencegah penularan covid-19.

"Kita tuh kan sudah ada rapid tes antigen, swab PCR, dan sejenisnya, mengapa tidak hal itu yang dimaksimalkan dari pada harus melarang mudik, yang sejauh ini aturan larangan tersebut tidak efektif untuk menahan keinginan masyarakat untuk bisa mudik lebaran," katanya.

Sementara seorang pemudik tujuan Madura, Joko (32), membawa serta empat anggota keluarganya mudik lebih awal dari Terminal Cicaheum karena tidak ada kesempatan lagi jika menunda. Bahkan ia rela membeli tiket seharga Rp.425 ribu per orang, karena keinginan bertemu sanak saudara di kampung halaman sudah tidak bisa di bendung.

“Ke Madura 10 jam, kalau sekarang berangkat, sampai di sana jam 11 malam. Tiket naik dua kali lipat dari biasanya 200 ribuan sekarang 425 ribu, tapi gak apa-apa. Yang penting bisa mudik. Kalo besok, kita udah ga bisa (mudik),” tandasnya.***

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x