PSBB Proporsional di Bandung Berlaku, Epidemiolog Singgung Panduan AKB 30

- 3 Desember 2020, 20:00 WIB
Suasana penutupan sementara Jalan Asia-Afrika Kota Bandung, Jumat 25 September 2020. Pemkot Bandung mengeluarkan kebijakan untuk menutup beberapa ruas jalan protokol dalam rangka Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat untuk mengurangi kerumunan di tengah Pandemi Covid-19.*/ RIZKY PERDANA/PRFMNEWS
Suasana penutupan sementara Jalan Asia-Afrika Kota Bandung, Jumat 25 September 2020. Pemkot Bandung mengeluarkan kebijakan untuk menutup beberapa ruas jalan protokol dalam rangka Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat untuk mengurangi kerumunan di tengah Pandemi Covid-19.*/ RIZKY PERDANA/PRFMNEWS /

PRFMNEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional selama 14 hari terhitung setelah peraturan Peraturan Walikota (Perwal) nomor 46 tentang adaptasi kebiasaan baru (AKB) direvisi.

Pakar epidemiologi klinis dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bony Wiem Lestari, berharap perwal tersebut membatasi aktivitas masyarakat di Kota Bandung yang notabene berada dalam zona merah risiko penyebaran Covid-19.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memiliki Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru di 30 jenis kegiatan atau yang dikenal dengan AKB 30. Dalam panduan itu, terdapat aturan ketat yang harus diterapkan bagi kota/kabupaten yang berada dalam zona merah risiko penyebaran virus corona.

Baca Juga: Persib Lolos Lisensi AFC, Robert Alberts Tanggapi Santai: Persib Wajar Dapat Itu

“Sebagai contoh Kota Bandung ini zona merah, kalau dilihat dari AKB 30 itu mal bisa ditutup. Kemudian ada pembatasan pembukaan waktu supermarket, hanya bisa buka dari jam 10.00-16.00 WIB dan membatasi kapasitas pengunjung itu 50 persen,” kata Bony saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis 3 Desember 2020.

Tak hanya itu, kantor yang berada di zona merah itu disarankan untuk menerapkan work from home sebanyak 75 persen dari jumlah karyawannya.

“Kemudian mobilitas yang nomor satu. Pada daerah zona merah itu harus membatasi hanya boleh melakukan perjalanan dalam kota. Jadi tidak ada dari Kabupaten Bandung ke Kota Bandung dan lain sebagainya,” tuturnya.

Baca Juga: Cerita Seorang Anak Tenaga Medis: Ibu Saya Menangis, Katanya Sudah Capek

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x