Komunitas Sepeda Kota Bandung Lakukan Kampanye dan Edukasi Tertib Berlalu Lintas

4 Juli 2020, 10:33 WIB
Komunitas sepeda di Kota Bandung menggelar kampanye dan edukasi keselamatan bersepeda dan tertib berlalu lintas di Cikapayang, Dago, Sabtu (4/7/2020). /dok. Ecotransport Indonesia/Windu Mulyana

PRFMNEWS - Euforia bersepeda di masa pandemi Covid-19 masih terus belanjut. Oleh karena itu komunitas sepeda di Kota Bandung menggelar kampanye dan edukasi keselamatan bersepeda dan tertib berlalu lintas di Cikapayang, Dago, Sabtu (4/7/2020).

Anggota Ecotransport Indonesia sekaligus penggiat sepeda Windu Mulyana mengatakan, kampanye dan edukasi ini dilaksanakan karena melihat euforia bersepeda saat ini yang sepertinya akan bertahan cukup lama. Oleh karena itu edukasi tentang keselamatan bersepeda atau tertib lalu lintas pesepeda masih perlu ditingkatkan dan diingatkan.

Baca juga: Tren Bersepeda Menjamur, Dishub : Hormati Pengguna Jalan lain

"Jadi saya dan teman-teman pegiat sepeda lain membuat kampanye semacam sosialisasi dan edukasi tapi langsung di jalan. Sekarang kita kumpul di Cikapayang Dago, kita edukasi teman-teman pesepeda yang dari arah Sulanjana dan arah Djuanda," ujar Windu saat on air di Radio PRFM, Sabtu (4/7/2020).

Fokus sosilasi yang dilakukan para pegiat sepeda dari berbagai komunitas kali ini adalah mengedukasi pesepeda untuk menggunakan lajur yang seharusnya. Selain itu juga agar tidak bergerombol dan bejajar tidak lebih dari dua pesepeda.

"Kita ingatkan teman-teman sepeda untuk tertib berlalu lintas, berjajar tidak melebihi dua, gunakan lajur sepeda, kenakan masker, dan jaga jarak," jelas Windu.

Baca juga: Kemenhub Pastikan Tak Keluarkan Aturan Tentang Pungutan Pajak Sepeda

Baca juga: Aktivitas Bersepeda Kian Marak, Kemenhub Dorong Pemda Buat Regulasi

Dalam sosialisasi kali ini, para pegiat sepeda juga bekerja sama dengan tim Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Memanfaatkan fasilitas pengeras suara, tim ATCS membantu mengingatkan pesepeda yang tidak tertib berlalu lintas.

Soal penggunaan trotoar oleh pesepeda, Windu menjelaskan bahwa hal tersebut memang diperbolehkan menurut aturan. Hanya saja, secara hierarki memang trotoar diprioritaskan untuk kaum difabel dan pejalan kaki. Oleh karena itu jika trotoar dipenuhi pejalan kaki atau sedang digunakan oleh kaum difabel, pesepeda harus mengalah.

"Trotoar itu bisa digunakan bagi pejalan kaki dan pesepeda, tapi hierarkinya paling tinggi dalah teman-teman difabel dan pejalan kaki. Jadi kalau di trotoar itu banyak pejalan kaki, teman-teman pesepeda harus turun," jelasnya.

Untuk masalah parkir di trotoar, Windu mengatakan hal tersebut juga tidak masalah. Asalkan, sepeda yang diparkir tidak mengganggu pengguna trotoar lain dan sepeda ditempatkan secara teratur dan rapih.

Baca juga: Pemprov Jabar Pastikan Sudah Verifikasi Ulang Data Penerima Bansos Tahap Dua

"Kalau untuk parkir tidak masalah, asal tidak mengganggu dan ditata dengan rapih. Itu juga akan menjadi bagian edukasi kami ke depannya nanti. Kami pasti akan berkoordinasi dengan teman-teman di Dishub," lanjutnya.

Windu berharap, ke depannya Dishub Kota Bandung bisa memfasilitasi pertemuan antara komunitas pesepeda di Kota Bandung yang lebih banyak, dan bisa memberikan sosialisasi secara langsung. Karena bagaimanapun juga, lanjut Windu, pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberi sosialisasi dan edukasi kepada pesepeda.

Baca juga: Pekan Kedua Masa AKB, Jabar Gencarkan Pelaksanaan Rapid Test

"Harapanya dari Dishub memfasilitasi kami untuk mengumpulkan semua perwakilan komunitas pesepeda, dan memberikan edukasi secara langsung. Karena ini juga bagian dari tanggung jawab pemerintah," pungkas Windu.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler