The Jakmania Tidak Setuju Liga 1 Dilanjutkan

- 21 Juni 2020, 20:12 WIB
The Jak Mania di Tribun Stadion GBK.*
The Jak Mania di Tribun Stadion GBK.* /Dok. PSSI

PRFMNEWS – PSSI memutuskan untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 antara September atau Oktober mendatang.

Ketua umum organisasi pendukung Persija Jakarta atau The Jakmania Diky Soemarno mengaku tidak setuju kompetisi Liga 1 musim 2020 dilanjutkan di tengah pandemi Covid-19.

Diky menjelaskan ada beberapa hal yang membuat pihaknya tidak setuju dengan dilanjutkannya kompetisi yakni soal keselamatan para pemain dan kondisi keuangan klub.

"Kita tidak tahu bagaimana penerapan protokol Covid-19, bagaimana situasi nanti, karena sampai saat ini belum menurun pandeminya," kata Diky.

Baca Juga: Mulai Dibuka Hari Ini, Taman Satwa Cikembulan Garut Terapkan Protokol Kesehatan

"Yang kedua adalah keselamatan finansial klub. Bayangkan saja, bagaimana klub harus menyiapkan semua protokol Covid-19 di pertandingan," tambahnya.

Dikutip PRFMNews.id dari ANTARA, ia mencontohkan bahwa seandainya satu klub memainkan delapan pertandingan dalam sebulan, maka biaya yang perlu dikeluarkan klub untuk melakukan tes kepada segenap anggota tim akan sangat menyedot biaya.

Masalah lain terkait kondisi keuangan klub yang disoroti Diky adalah pemasukan yang didapat klub.

Baca Juga: Sukses Jalankan Agrobisnis, Pesantren Al-Ittifaq Bandung Bakal Fokus ke Produk Tanaman Obat-obatan

Sponsor-sponsor klub pasti akan melakukan penyesuaian akibat masih dihantam oleh pandemi, sedangkan pemasukan dari tiket penonton tidak dapat diandalkan karena adanya wacana penonton hanya dapat mengisi 30 persen stadion.

"Harus diperhatikan betul-betul protokol Covid untuk sepak bola, karena sekarang sepak bola sudah bukan lagi jadi barang yang murah," tuturnya.

Baca Juga: Update 21 Juni: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Capai 45.891

Adapun dengan alasan PSSI melanjutkan kompetisi untuk kampanye adaptasi dan persiapan Piala Dunia U-20, pria lulusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu beranggapan lebih masuk akal bagi PSSI untuk memantau statistik para pemain muda yang dimaksud ketimbang memaksakan berjalannya Liga 1 dan 2.

Alternatif lain menurut Diky adalah menggelar kompetisi-kompetisi usia U-16 dan U-19, yang relatif lebih ekonomis dibandingkan memainkan kompetisi level tertinggi.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x