Apakah vaksin Covid-19 mampu melindungi diri terhadap varian JN.1? Menurut CDC, vaksin Covid-19 yang baru dan diperbarui serta direkomendasikan untuk semua orang setiap 6 bulan atau lebih, diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap JN.1 maupun varian lainnya.
“Data dari penelitian laboratorium menunjukkan bahwa vaksin tersebut tampaknya menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap strain induk JN.1, BA.2.86,” terang Schaffner.
“Vaksin baru ini juga melindungi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Jadi meskipun Anda tertular Covid-19 setelah vaksinasi, kemungkinan besar gejala yang muncul akan lebih ringan dan tidak perlu masuk rumah sakit,” tambah Kepala Ahli Epidemiologi di NYU Langone Health, Amerika Serikat, Dr. Michael Phillips.
Baca Juga: 2 Imbauan Terbaru Pemkot Bandung Bagi Masyarakat Seiring Tren Kenaikan Kasus Covid-19 Jelang Nataru
Bagaimana melindungi diri dari infeksi JN.1? Untuk menjaga agar diri kita tidak terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini, para ahli mendorong untuk melakukan hal-hal berikut:
- Pastikan ventilasi ruangan tempat Anda berada dalam kondisi baik
- Kenakan masker di dalam ruangan yang ramai
- Rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Hindari kontak langsung dengan orang sakit
- Ikuti perkembangan terkini mengenai vaksin Covid-19
- Kenali apakah Anda memiliki gejala Covid-19
- Isolasi diri jika Anda dipastikan positif Covid-19
Sebelumnya, Maxi Rein Rondonuwu memaparkan bahwa menurut laporan per 18 Desember 2023, ada dua kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia, masing-masing satu kasus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Tarakan.
"Satu pasien meninggal sudah divaksin dua kali dan memiliki komorbid. Satunya lagi belum pernah divaksin dan mengalami infeksi paru-paru," katanya.
Namun, dia memastikan kedua kasus kematian tersebut tidak disebabkan oleh virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1.
Ia menambahkan, satu kasus kematian pasien akibat infeksi virus SAR-CoV-2 yang sebelumnya dilaporkan terjadi di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta juga tidak disebabkan oleh infeksi virus varian JN.1.