Keren! ITB Sulap Kotoran Sapi Jadi Karya Produk Sehari-hari yang Dilirik hingga Mancanegara

- 1 Maret 2023, 08:40 WIB
Produk lampu yang terbuat dari kotoran sapi yang diciptakan tim FSRD ITB.
Produk lampu yang terbuat dari kotoran sapi yang diciptakan tim FSRD ITB. /Dok ITB

PRFMNEWS - Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Adhi Nugraha, MA bersama tim risetnya berhasil mengubah kotoran sapi menjadi material untuk berbagai produk sehari-hari.

Dosen FSRD ITB ini menyatakan upaya mengubah kotoran sapi menjadi karya produk sehari-hari ini didorong oleh keinginannya untuk mengurangi limbah kandang dan pencemarannya.

“Saya tinggal di desa di mana kebanyakan penduduk adalah peternak sapi, dan memang mereka kurang arif dalam mengatasi limbah kotorannya,” kata Adhi Nugraha, dikutip prfmnews.id dari laman resmi ITB, Selasa 28 Februari 2023.

Baca Juga: Harga Pertamax di Jawa Barat Naik, Termasuk di Bandung Per Hari Ini 1 Maret

Sejauh ini, lanjut Adhi, produk dari kotoran sapi seperti lampu meja, speaker, meja dan bangku hasil tim risetnya ini telah dipamerkan di berbagai ajang pameran baik dalam maupun luar negeri.

“Contohnya ICAD 2022 di Jakarta, JIA 2022 di Bali, dan FINE 2022 di Singapura,” ungkapnya.

Adhi mengaku, banyak pengunjung pameran yang tertarik dan menawarkan untuk mempromosikan karyanya di galeri mereka atau ingin membeli karya-karya mereka.

“Kami senang banyak orang yang tertarik pada produk yang kami buat,” tuturnya.

Dia pun menjelaskan bahwa sebuah desain produk karya tersebut tidak bisa lepas dari pertimbangan aspek-aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya.

Baca Juga: Di Serang, Ayah Kandung Tega Rudapaksa Anaknya Sebanyak 3 Kali Dalam Sehari

Desain berperan dalam menambah nilai produk dari aspek fungsi, ergonomis, kualitas, dan estetika.

Atas dasar itulah, ITB melalui timnya terus berinovasi dan mendukung riset dalam wilayah desain agar produk-produk yang dikembangkan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

“Maka dari itu, saya dapat ide untuk memanfaatkan kotoran sapi ini sebagai bahan baku agar limbah ini tidak lagi dibuang ke mana saja,” terangnya.

Riset pengolahan kotoran sapi ini sudah memasuki tahun kedua. Adhi bersama tim sejauh ini telah berhasil merancang beberapa prototipe dari material yang dibuat.

Para anggotanya terdiri dari peneliti di berbagai bidang, serta para mahasiswa sebagai desainer junior.

Para mahasiswa ini memetakan tanggapan penduduk tentang kondisi lingkungan dan pengolahan kotoran sapi, sebelum mulai mempersiapkan serangkaian percobaan agar mendapatkan hasil bahan yang paling optimal.

Baca Juga: Ribuan Personel Amankan Demo Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja

Warga desa sekitar sangat antusias dengan ide tim karena ikut dilibatkan dalam produksi pengolahan kotoran sapi ini.

Masyarakat juga berharap kegiatan ini bisa menjadi tambahan penghasilan baru.

Cara menyulap kotoran sapi menjadi sebuah produk diawali kotoran sapi dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air.

Lalu, ampasnya dikeringkan dan ditambahkan beberapa bahan aditif untuk menghasilkan bahan baku yang baru.

Material inilah yang digunakan dalam pembuatan bagian luar produk. Cetakan produk tersebut disiapkan dan diisi dengan hasil pengolahan limbah sapi.

Baca Juga: 15 Tipe Teman Kerja yang Pasti Kamu Temui di Kantor, Kamu Termasuk Nomor Berapa?

Setelah kering, cetakan dicopot dan produk siap digunakan atau melalui proses finishing.

Selama pengerjaan, Adhi dan tim harus memecahkan dua permasalahan dalam membuat inovasi tersebut. Pertama, mereka harus mencari cara untuk menghilangkan bau kotoran.

Oleh karena itu, mereka coba menanggulanginya dengan berbagai proses pembersihan dan menambahkan bahan-bahan yang dapat mengurangi baunya.

Mereka juga ingin mengusung produk all-natural. Untuk itu penggunaan bahan-bahan kimia dibuat seminim mungkin.

“Isu penting lainnya adalah paten dan sertifikasi produk agar menjamin keamanan inovasi kami, terlebihnya dalam persoalan sanitasinya,” ungkapnya.

Baca Juga: Gempa Dahsyat Magnitudo 5,6 Kembali Guncang Turki, 1 Tewas dan Lukai 110 Orang

“Tentu, riset kami sudah menunjukkan hasil yang sangat baik,” tambahnya.

Dia juga menyatakan pentingnya peran masyarakat dan peneliti dalam perancangan produk yang memerlukan berbagai bidang studi seperti antropologi, perteknikan, dan seni.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x