Hari AIDS Sedunia 2022, Kemenkes Kejar Target Indonesia Bebas HIV AIDS 2030 Terapkan Strategi Triple 95

- 30 November 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi HIV AIDS Sedunia 2022.
Ilustrasi HIV AIDS Sedunia 2022. /Reuters/Ajay Verma/

PRFMNEWS – Momen Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada Kamis, 1 Desember 2022 dimanfaatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk terus berkomitmen mengakhiri endemi HIV pada tahun 2030.

Melalui peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2022, Kemenkes kembali mengingatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencegah terinfeksi atau tertular HIV.

Demi mewujudkan Indonesia bebas HIV AIDS pada 2030 mendatang, Kemenkes menerapkan strategi penanggulangan dengan menempuh jalur cepat ‘Triple 95’ (95-95-95).

Baca Juga: Terungkap Kasus Penemuan Mayat di Desa Sadu Soreang, Penyebab Awalnya karena Transaksi Ayam

Arti strategi Triple 95 yakni Kemenkes ingin mencapai target indikator 95 persen estimasi Orang Dengan HIV (ODHIV) diketahui status HIV-nya, 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus (penurunan jumlah virus HIV dalam darah).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes, Imran Pambudi menyebut upaya pengendalian kasus HIV AIDS di Indonesia tersebut sangat penting dilakukan.

Mengingat menurut data tahun 2018-2022, capaian target tersebut khususnya pada perempuan, anak dan remaja masih belum optimal.

“Sebab, baru 79 persen Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-nya, baru 41 persen ODHIV yang diobati dan 16 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus,” tuturnya.

Baca Juga: Resep Ikan Kuah Asam yang Enak dan Segarnya Sonde Ada Lawan

Ia melanjutkan, berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526,841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus. Yang mana, sekitar 40 persen dari kasus infeksi baru itu terjadi pada perempuan.

Penyebabnya beragam, mulai dari pandemi Covid-19, retensi pengobatan ARV yang rendah, adanya ketidaksetaraan dalam layanan HIV, serta masih dirasakannya stigma dan diskriminasi yang berawal dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS.

“Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak masih memerlukan penguatan,” katanya.

Ia menjelaskan, penguatan strategi triple 95 dilakukan dengan menggencarkan promosi kesehatan, upaya pencegahan perilaku berisiko, penemuan kasus (skrining, testing, tracing) dan tata laksana kasus.

Baca Juga: 9 Tempat First Date di Bandung yang Romantis dan Vibesnya Asyik

“Kemenkes juga mencantumkan strategi pengendalian HIV/AIDS bagian dari Standar Pelayanan Minimum di Fasyankes. Strategi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,” terangnya.

Menurutnya, selain dilakukan kepada perempuan, anak dan remaja, strategi tersebut juga dilakukan kepada semua siklus hidup mulai dari bayi baru lahir, balita, anak usia sekolah dasar, remaja, dewasa dan lansia.

Hal ini untuk memastikan setiap orang mendapatkan pelayanan pencegahan dan pengobatan sesuai kebutuhannya.

“Setiap orang yang berisiko terinfeksi HIV dapat datang ke fasyankes untuk melakukan tes. Bila hasil tes menyatakan terinfeksi HIV, segera minum ARV yang disediakan Pemerintah di fasilitas layanan kesehatan,” ujarnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x