Kapolri Beberkan Kronologi Tragedi Kanjuruhan dari Awal Hingga Muncul Kericuhan

- 7 Oktober 2022, 07:45 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Sigit Prabowo ungkap kronologi yang sebabkan tragedi kanjuruhan.
Kapolri Jenderal Polisi Sigit Prabowo ungkap kronologi yang sebabkan tragedi kanjuruhan. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

PRFMNEWS – Kepolisian Republik Indonesia beberkan kronologi terkait tragedi Kanjuruhan, usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pada 12 September 2022, panitia Arema FC melayangkan surat kepada Polres Malang terkait laga yang dimulai pukul 20.00 WIB diajukan diubah ke sore hari.

“Polres Malang menanggapi surat secara resmi, untuk mengubah jadwal pelaksanaan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan,” kata Sigit yang dikutip dari Antara hari ini Jumat, 7 Oktober 2022.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan alasan jika digeser maka ada konsekuensi yang harus ditanggung seperti pembayaran ganti rugi.

Baca Juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan Bisa Bertambah, Kapolri: Tim Masih Terus Bekerja

Polres Malang melakukan persiapan pengamanan melalui rapat koordinasi dan menambah personel yang bertugas pada laga tersebut.

“Kemudian, dalam rakor tersebut juga disepakati khusus untuk suporter yang hadir hanya dari Aremania,” sambungnya.

Proses pertandingan berjalan lancar, namun pada saat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter hingga masuk ke lapangan.

Para pemain dan ofisial Persebaya Surabaya akhirnya bisa keluar dari stadion Kanjuruhan menggunakan unit kendaraan taktis barakuda.

Baca Juga: Daihatsu Kumpul Sahabat Jabar X Road to West Java Festival 2023

“Proses evakuasi berjalan cukup lama, hampir satu jam, karena sempat terjadi kendala dan hambatan karena memang terjadi penghadangan. Namun demikian semua bisa berjalan lancar dan evakuasi saat itu dipimpin Kapolres Malang,” lanjutnya.

Bersamaan dengan itu juga banyak penonton yang turun ke lapangan hingga anggota yang bertugas melakukan kegiatan penggunaan kekuatan.

“Seperti yang kita lihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa,” tambahnya.

Beberapa personel menembakkan gas air mata, hal itulah yang mengakibatkan para penonton terutama yang ada di tribun panik dan berusaha meninggalkan tempat.

Baca Juga: Selain Umumkan 6 Tersangka, Polri Ungkap Penyebab Banyak Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan

Penonton pun berusaha keluar, khususnya pada pintu 3, 10, 11, 12, 13, dan 14 mengalami kendala karena pintu yang terbuka sangatlah kecil.

Karena kondisi tersebut, terjadi desak-desakan dan ditambah adanya gas air mata.

Banyak korban yang alami patah tulang, dan trauma di kepala dan leher. Selain itu, sebagian ada meninggal dunia di tempat dan di rumah sakit karena kurangnya oksigen.

Baca Juga: Tidak Perlu Putus Asa! Diabetes yang Sudah Menahun Diderita Bisa Diobati dengan Tips dari Dokter Zaidul Akbar

“Sebagian besar yang meninggal dunia mengalami asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang,” tandasnya.

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, korban tragedi di Stadion Kanjuruhan sebanyak 131 orang meninggal dunia, 440 orang alami luka ringan, dan 29 orang luka berat.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x