PRFMNEWS - Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap kasus penembakan Brigadir J atas perintah Irjen Pol. Ferdy Sambo sarat drama, sehingga terbentuk skenario seolah-olah terjadi tembak-menembak dan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Mahfud MD bahkan membongkar salah satu drama pasca terbunuhnya Brigadir J, di mana Irjen Pol. Ferdy Sambo akting menangis di hadapan sejumlah pihak, termasuk Kompolnas.
Menurut Mahfud MD, akting menangis Irjen Pol. Ferdy Sambo usai penembakan Brigadir J dilakukan adalah bagian dari 'jebakan' psikologis dari mantan Kadiv Propam Polri tersebut agar skenario yang dibuatnya seakan benar-benar nyata terjadi.
Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, 5 Jenis Minuman Ini Ampuh Turunkan Berat Badan, Kata dr. Saddam Ismail
Mahfud MD menjelaskan, penembakan Brigadir J oleh Bharada E atas perintah Irjen Pol. Ferdy Sambo telah direncanakan dan terjadi pada 8 Juli 2022.
Beberapa hari usai penembakan Brigadir J di rumah dinasnya, Ferdy Sambo berusaha akting menangis yang ia tunjukkan kepada sejumlah orang yang ditemui dan diteleponnya.
Saat itu, lanjut Mahfud, Ferdy Sambo berupaya menjebak secara psikologis orang-orang yang berkomunikasi dengannya itu dengan menekankan isu motif pelecehan seksual hingga terjadi tembak-menembak berdasarkan skenario awal.
Baca Juga: Diduga Rem Blong, Truk Tronton Tabrak Mobil Hingga Warung Di Cianjur
"Ada suatu pengondisian (oleh Ferdy Sambo) untuk mengatakan bahwa itu dizalimi, istrinya dilecehkan," kata Mahfud MD, dikutip prfmnews.id dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.