Peneliti Unisba Turut Berkontribusi Ciptakan mBSL-2 Untuk Percepatan Penanganan COVID-19

- 21 Mei 2020, 09:20 WIB
Peneliti Unisba turut berkontribusi ciptakan mbsl-2 untuk percepatan penanganan Covid-19.*
Peneliti Unisba turut berkontribusi ciptakan mbsl-2 untuk percepatan penanganan Covid-19.* /ISTIMEWA

BANDUNG,(PRFM) - Dosen sekaligus peneliti Unisba, Dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes. turut berkontribusi dalam menciptakan mobile laboratirum biosafety level 2-Mobile Lab.

BSL-2 (mBSL-2) yang baru diluncurkan secara virtual oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo bersama 8 Produk Riset, Teknologi dan Inovasi karya anak bangsa lainnya yang sudah lolos uji coba dan siap diproduksi secara masal untuk percepatan penanganan COVID-19, Rabu (20/5/2020).

mBSL-2 ini merupakan gagasan bersama dan hasil dari proses kolaborasi serta sinergi potensi segenap anggota tim yang bernaung di dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TFRIC-19 BPPT).

Khususnya, yang tergabung di sub task force 5 dengan tugas khusus menyiapkan model sarana dan prasarana pendukung penanganan COVID-19 berbasis teknologi.

Baca Juga: Penjaga Warung di Cicendo Jadi Korban Pembacokan

Kolaborator yang terlibat antara lain peneliti dari IPB, ITB, Unisba, Undip, Biofarma, dan tim perekayasa dari BPPT dengan tim inti yang terlibat dari awal sampai akhir berkisar 15-20 orang dengan berbagai keahlian sesuai dengan kompetensinya.

Dr. Tauhid mengatakan, mBSL-2 ini dapat menjalankan proses pemeriksaan sampel COVID-19 sesuai dengan prosedur dan standar yang berlaku yang meliputi validitas dan akurasi hasil pemeriksaan yang ditunjang oleh sarana dan prasarana laboratorium yang memenuhi kaidah Biorisiko, Biosafety, dan Biosecurity.

“Alat ini berfungsi untuk melakukan pengujian PCR COVID-19 di berbagai daerah. Tentu saja memiliki kemampuan untuk secara dinamis dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima PRFMNEWS.

Baca Juga: Pantauan H-3 Lebaran, Pagi Ini Lalin di Exit Tol Cileunyi Lancar

Alat ini sudah memenuhi standar World Health Organization (WHO) (BSL 2+) dengan memiliki Biosafety Cabinet Level II A2 untuk mencegah virus menginfeksi penguji, tersedianya ruang utama bertekanan negatif untuk mencegah virus keluar lingkungan, memiliki auto clave (alat pemusnah limbah) dengan limbah virus dapat langsung dimusnahkan serta pemantauan suhu, tekanan, kelembaban, limbah dan CCTV 24 jam (Building Automation System) untuk menjamin keamanan lingkungan laboratorium.

Peneliti Unisba turut berkontribusi ciptakan mbsl-2 untuk percepatan penanganan Covid-19.*
Peneliti Unisba turut berkontribusi ciptakan mbsl-2 untuk percepatan penanganan Covid-19.* ISTIMEWA


Alat ini juga memenuhi standar laboratorium pengujian dengan alur pengujian satu arah (unidirectional flow) untuk mencegah kontaminan saat proses pengujian, memiliki sistem pencatatan sampel serta pelaporan hasil yang terintegrasi untuk mencegah kesalahan pelaporan, dan tersertifikasi: Perrmenkes No. 411/MENKES/PER/2010 tentang Laboratorium Klinik. Selain itu, alat ini mudah untuk dipindah tempatkan dan dilengkapi aplikasi pantau COVID-19.

Dosen Fakultas Kedoktera (FK) Unisba ini menjelaskan, proses kerjasama pengembangan mBSL-2 melibatkan banyak pihak yang berkontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing secara proporsional.

“Ada desainer, ada ahli laboratorium Bioteknologi, ada ahli Biorisiko, ada ahli Biosafety, ada ahli struktur, ada ahli rekayasa elektrikal, ada ahli sistem informasi, ada ahli sistem kontrol, dan lainnya,” jelasnya.

Baca Juga: Disdik Kota Bandung Jamin Anak Usia Belajar Dapat Melanjutkan Sekolah

Dikatakannya, kerjasama ini diwadahi dan difasilitasi oleh Task Force/TFRIC-19. Sementara, kerja sama pengoperasian ditahap awal dilakukan dengan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad).

”Panglimanya adalah Pangdam Jaya yg secara ex officio menjabat Pangkogasgabpad,” katanya.

Selain itu, kerja sama internal lainnya dilakukan dengan PT. Biofarma yang mendapat penugasan untuk memproduksi test kit RT-PCR COVID-19 (Bio Cov-19).

“mBSL-2 akan menjadi salah satu penerima paket test kit RT-PCR,” terangnya.

Ia mengungkapkan, saat ini alat tersebut berada dan sudah dipergunakan di RS Ridwan Meukarsa Jakarta Timur.

Menurutnya, untuk perhitungan sementara, tim peneliti dan pengembang test kit RT-PCR Covid-19 Bio CoV-19 mendapatkan adanya kemungkinan pengelolaan sampel di tahap awal berkisar di 50 s/d 100 sampel.

“Dimana lambat laun jumlah sampel yang diperiksa dapat mencapai kapasitas maksimal mBSL-2 jika beroperasi penuh. Kapasitas pemeriksaan diperkirakan akan dapat melayani maksimal 264 sampel,” ujarnya.

Baca Juga: Liga Terhenti, Presiden Borneo FC Rogoh Kocek Sendiri untuk Gaji Pemain

Ia menuturkan, wilayah sasaran operasional mBSL-2 mengacu kepada hasil analisa epidemiologis yang ditujukan untuk melakukan proses testing dari sampel individu dengan tingkat kerentanan dan risiko tinggi.

“Detail informasi terkait lokasi operasional, menunggu pengolahan data dan pergerakan episentrum penularan,” paparnya.

Harapannya, mBSL-2 ini akan menjadi salah satu model sinergi strategis yang dapat direplikasi oleh otoritas atau entitas yang berjuang menghadapi pandemi.

Selain itu juga jangkauan operasi dan mobilitas mBSL-2 serta produk turunannya dapat menjadi solusi bagi masalah epidemiologis terkait.

Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. sangat mengapresiasi keberadaan alat ini sebagai sumbangsih Unisba dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi untuk penanganan dan pencegahan COVID-19.

Baca Juga: Warga Ramai Jelang Lebaran, Pakar: Harus Ada Standar Jelas Soal Sanksi

Ia pun terus mendorong dosen dan peneliti di Unisba untuk terus melahirkan karya dan inovasi yang pasti, khususnya dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 ini.

“Berbagai fasilitas dan dukungan kita tingkatkan, tinggal dosen yang harus cepat merespon peluang ini,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Republik Indonesia berbangga atas inovasi yang dihasilkan oleh tangan anak bangsa yang mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan dalam menangani pandemi COVID-19 ini.

Dengan berbagai produk inovasi untuk menangani COVID-19 tersebut, beliau berharap impor alat kesehatan dapat ditekan dan diminimalisir.

"Saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan kita hanya impor sekarang ini kita bisa mandiri, karena kita bisa produksi sendiri," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah