Liga Terhenti, Presiden Borneo FC Rogoh Kocek Sendiri untuk Gaji Pemain

- 21 Mei 2020, 07:23 WIB
 Manager Borneo FC, Ferza Agustia dan Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin.*
Manager Borneo FC, Ferza Agustia dan Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin.* /Borneofc.id

BANDUNG,(PRFM) – Liga 1 musim 2020 terhenti sementara akibat adanya pandemi COVID-19. Akibatnya beberapa klub harus memutar otak untuk menggaji pemain lantaran tidak ada pemasukan.

Presiden klub Borneo FC Nabil Husein Said Amin mengatakan, dirinya sampai menggunakan uang pribadi untuk membayar gaji pemain dan staff.

"Menggunakan uang pribadi. Selama ini Borneo memang minim sponsor, kan," ujar Nabil dilansir dari ANTARA, Kamis (21/5/2020).

Baca Juga: Warga Ramai Jelang Lebaran, Pakar: Harus Ada Standar Jelas Soal Sanksi

Menurut Nabil, saat ini sudah memasuki bulan ketiga mereka harus membayar penghasilan pemainnya tanpa adanya pemasukan.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) baru saja melunasi termin kedua subsidi klub-klub peserta pada Rabu dari jadwal seharusnya Maret, di tengah situasi ketidakpastian kelanjutan musim 2020 Liga 1 dan 2 Indonesia yang sudah tertangguhkan sejak akhir Maret.

PSSI menegaskan kelanjutan kompetisi masih menanti kebijakan pemerintah pemerintah Indonesia terkait status darurat pandemi COVID-19 yang berlaku 29 Februari-29 Mei.

Jika status diperpanjang, otomatis Liga 1 dan 2 berhenti total. Sebaliknya jika tidak maka kompetisi kembali bergulir mulai 1 Juli, dan sementara menanti kepastian PSSI masih menetapkan sepak bola nasional dalam situasi kahar (force majeure).

Baca Juga: Corona, Ayu Ting Ting Tiadakan Open House Saat Lebaran

Keadaan kahar ini diputuskan pada bulan Maret, April, Mei dan Juni 2020.

Selama empat bulan itu, setiap klub wajib melaksanakan tanggung jawabnya tetapi dipersilakan membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial maksimal 25 persen dari kesepakatan.

Kondisi tersebut membuat klub-klub baik Liga 1 maupun 2 harus "memutar otak" untuk terus beroperasi dan menunaikan kewajiban.

Inilah yang membuat Nabil menyebut bahwa pembayaran subsidi termin kedua sebesar Rp520 juta dari LIB pada Rabu (20/5/2020) sebenarnya belum cukup untuk membiayai klub.

Apalagi, pencairan subsidi dari LIB untuk termin kedua juga terlambat.

"Keterlambatan cukup merepotkan. Akan tetapi, paling tidak itu dapat membantu mengurangi beban tim," tutur Nabil yang enggan membeberkan jumlah pengeluarannya setiap bulan untuk Borneo FC.

Baca Juga: Ada Larangan Mudik, Kendaraan dari Jakarta yang Keluar Tol Cileunyi Disuruh Putar Balik

Keresahan serupa juga dirasakan tim Liga 2 PSIM Yogyakarta. Manajer klub PSIM David Hutauruk berujar, timnya sangat merasakan dampak dari ketiadaan kompetisi karena mereka menggantungkan pemasukan dari tiket penonton.

"Kalau tidak ada pertandingan, otomatis tidak ada pemasukan. Sedangkan instruksi PSSI harus tetap memberikan gaji 25 persen, sementara operasional tetap berjalan," kata David.

Dalam situasi berat karena pandemi, David mengaku sangat bersyukur PT LIB melunasi subsidi termin pertama tim-tim Liga 2 2020 sebesar Rp250 juta, juga pada Rabu (20/5/2020), walau sejatinya hal itu harus diselesaikan pada bulan Maret.

"Kami sangat terbantu di tengah kesulitan ini. Kami pun optimistis liga masih bisa berlanjut," ujar David.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x