Komentari Arteria Dahlan Soal Tak Setuju Bahasa Sunda dalam Rapat, Dedi Mulyadi Beberkan Keberagaman

- 18 Januari 2022, 20:45 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Arteria Dahlan. Kang Dedi Muyadi Marah besar atas pernyataan Arteria Dahlan yang meminta mencopot Kepala Kejati (Kajati) yang ngomong Sunda /
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Arteria Dahlan. Kang Dedi Muyadi Marah besar atas pernyataan Arteria Dahlan yang meminta mencopot Kepala Kejati (Kajati) yang ngomong Sunda / /kolase foto /Pikiran Rakyat dan DeskJabar

PRFMNEWS - Dedi Mulyadi komentari soal pernyataan Anggota DPR RI, Arteria Dahlan yang meminta agar seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) diganti karena memakai Bahasa Sunda dalam rapat kerja.

Tokoh Sunda sekaligus mantan Bupati Purwakarta yang sekarang menjabat anggota Komisi IV DPR RI itu buka suara, pasalnya sebenarnya wajar saja penggunaan bahasa daerah di dalam rapat.

Penggunaan bahasa daerah didalam rapat sah-sah saja asalkan bisa dimengerti oleh semua karena ini merupakan keberagaman.

Baca Juga: Begini Awal Mula Arteria Dahlan Minta Kajati yang Bicara Sunda Dipecat

Dedi Mulyadi juga sering menggunakan bahasa Sunda dalam rapat ataupun berdialog, karena ini merupakan dialektika bahasa sebagai wujud keragaman yang ada di Indonesia.

Sebagai tokoh masyarakat Sunda, Dedi Mulyadi sangat menyayangkan pernyataan Arteria Dahlan itu, karena di berbagai daerah pun semua pemimpin pasti pernah menggunakan bahasa daerahnya saat berdialog atau rapat.

“Saya lihat di Jawa Tengah juga Bupati, Wali Kota, Gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya,” tutur Dedi Mulyadi, dilansir prfmnews.id dari Instagram @dedimulyadi71, Selasa 18 Januari 2022.

Baca Juga: Budi Dalton Geram Arteria Dahlan yang Rasis kepada Kejati Pakai Bahasa Sunda, Begini Kritikannya

Bahkan, Dedi Mulyadi juga saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta sering menggunakan bahasa Sunda dalam kesehariannya, bahkan saat rapat pun sering menggunakan bahasa Sunda.

Komisi IV DPR RI itu mengatakan bahwa sangat baik jika menggunakan bahasa daerah, karena bisa membuat suasana rapat tetap santai.

“Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kira, gagasan kita bisa tercurahkan. Dan lama-lama anggota rapat yang sedikit banyak mendapat kosakata baru bahasa Sunda yang dimengerti,” tuturnya.

Baca Juga: Meski Berat, Arteria Dahlan Mengaku Maafkan Sikap Anggiat yang Marahi Ibunya di Bandara Soekarno Hatta

Tentu saja boleh-boleh saja menggunakan bahasa daerah pada saat rapat berlangsung, apalagi jika bisa dimengerti oleh semua.

“Jadi bagi saya tidak ada problem apapun orang mau menggunakan bahasa daerha manapun di Nusantara ini selama itu bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara yang dipimpin,” tuturnya.

Bahkan Dedi Mulyadi sempat berfikir bahwa ada pejabat yang saat rapat menggunakan bahasa asing, apakah bisa diterima oleh kita atau dipahami, yang jelas bahasa daerah bisa digunakan saat rapat asalkan bisa dimengerti.

Baca Juga: Terungkap Identitas Wanita Ngaku Anak Jenderal yang Memaki Ibu Arteria Dahlan di Bandara Soekarno-Hatta

“Kita tidak pernah berfikir apakah istilah asing itu dimengerti atau tidak oleh peserta rapat atau diskusi itu,” tutur Dedi Mulyadi.

Untuk itu, Dedi Mulyadi mengajak semua agar tetap mencintai keberagaman dengan tetap menjunjung tinggi bahasa daerah tak lupa juga bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia.

Baginya berbahasa daerah bukan tidak nasionalis, sebab nasionalisme dibangun dari kekuatan daerah-daerah.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah