PRFMNEWS - Kasus bunuh diri seorang mahasiswi Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur (Jatim), Novia Widyasari Rahayu (23 tahun) akibat masalah asmara dengan oknum polisi Bripda Randy Bagus Hari Sasongko tengah jadi sorotan publik.
Mahasiswi Unibraw ini bunuh diri dengan menenggak cairan berisi potasium berlebih hingga picu hiperkalemia dan berujung kematian.
Jenazah korban ditemukan di makam ayahnya di Desa Japan, Sooko, Mojokerto, Jatim.
Lantas, mengapa konsumsi potasium berlebih dapat menjadi racun dalam tubuh kita hingga picu hiperkalemia dan bisa berujung kematian?
Baca Juga: Berhasil Menang 1-0 Lawan Madura United, Persib Amankan Posisi Atas Klasemen, Jupe: Kuncinya Tetap Solid
Dikutip prfmnews.id dari situs Healthline, potasium atau kalium sebenarnya merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Konsumsi asupan potasium yang tepat, dapat menjaga keseimbangan cairan tubuh, memecah dan memanfaatkan karbohidrat, dan membangun protein, sehingga penting untuk kesehatan saraf, otot dan jantung.
Namun, konsumsi potasium berlebih dapat memicu kelainan disebut ‘hiperkalemia’, atau kalium tinggi.
Menurut Mayo Clinic Amerika Serikat, kisaran normal potasium dalam tubuh antara 3,6 dan 5,2 milimol per liter (mmol/L) darah. Kadar kalium lebih dari 6 mmol/L dapat mengancam jiwa.
Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Kartu Prakerja Fiktif di Bandung, Untung Rp500 Juta per Bulan
Kondisi hiperkalemia bisa menyebabkan terganggunya aktivitas listrik di dalam jantung yang ditandai dengan melambatnya detak jantung.
Hiperkalemia bahkan bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak, mengalami kerusakan, hingga berujung pada kematian