Network
PRFMNEWS - Pada periode 18 hingga 24 Mei 2021, Indonesia mengalami kenaikan kasus Covid-19 hingga sebesar 46 persen.
Tercatat penambahan sebesar 3.782 kasus dibandingkan sepekan sebelumnya sebanyak 25.470 kasus dan saat ini terbesar keenam di Asia. Kenaikan ini juga berdampak pada kenaikan okupansi di rumah sakit.
Menanggapi kenaikan angka kasus ini, Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Asmara mengingatkan bahwa lonjakan kenaikan kasus Covid-19 hendaknya direspon dengan berbagai persiapan, dan tidak perlu terlalu merasa gamang.
Menurut politisi Fraksi Partai Golongan Karya ini, kewaspadaan menjadi hal yang harus ditingkatkan dengan meningkatkan testing rate Covid-19, mengingat varian baru mulai masuk di Indonesia.
“Mungkin beberapa teman sudah mengatakan, kurangnya testing yang masif dan tidak adanya testing yang intended, karena kita ketahui bersama testing rate kita masih jauh dari apa yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization),” terang Dewi dalam Rapat Kerja dengan Wakil Menteri Kesehatan dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis 27 Mei 2021.
Dalam rapat tersebut, Dewi juga mempertanyakan kesiapan yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam menghadapi pandemi.
Dewi menilai, paparan dari Kemenkes hanya berisikan data-data dan tidak menggambarkan keterlibatan Kemenkes terhadap penanganan pandemi Covid-19.
“Di mana peran Kemenkes dengan data-data yang dipaparkan di (lampiran bahan rapat, red) sini. As a government, apa yang sedang dan akan dilakukan (Kemenkes)? Bagaimana upaya koordinasinya baik itu internal maupun eksternal? Bagaimana upaya tracing dan testing-nya yang kita ketahui sama-sama, itu kan suatu tolok ukur untuk kita bisa tahu secara pasti besaran masalah dari Covid,” tegas politisi dapil Jawa Barat IV itu.
Selain itu, Dewi juga mengkritisi capaian tracing dan testing Covid-19.
