BPS Kembali Ajak Warga Kota Bandung untuk Ikuti Sensus Online

- 17 Maret 2020, 21:53 WIB
Warga saat mengakses situs sensus online.
Warga saat mengakses situs sensus online. //dok.PRFM

BANDUNG,(PRFM) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung menyebutkan, sudah 9,23 persen warga Kota Bandung mengikuti sensus online melalui sensus.bps.go.id sejak awal dibuka pada 15 Februari 2020 silam.

BPS sendiri hanya menargetkan 47 persen penduduk yang mengikuti sensus online.

Kepala BPS Kota Bandung, Aris Budiyanto mengatakan, data terakhir sampai 16 Maret 2020, dari persentase angka respon yang didapat tersebut, tercatat sebanyak 29.720 Kartu Keluarga (KK) yang masuk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23.615 KK dinyatakan clean.

Baca Juga: Sekda Minta Warga Tak Perlu Panic Buying Karena Stok Pangan di Jabar Masih Aman

"Clean itu maksudnya sudah selesai dan tuntas, sehingga dari jumlah respon, ada yang belum tuntas atau data isiannya belum lengkap. Contohnya ada alamat sesuai KTP dan alamat keberadaan saat ini, misal kerja di Kota Bandung tapi tidak tahu alamat sampai RT dan RW-nya," katanya saat Bandung Menjawab di Ruang Rapat Bagian Humas Setda Kota Bandung, Selasa (17/3/2020).

Aris mengatakan, BPS mendapatkan data jumlah KK Kota Bandung dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung. Ada sebanyak 770.360 KK di Kota Bandung dan BPS menargetkan 47 persen yang mengikuti SP Online 2020.

"Untuk targetnya 47 persen dari total jumlah tersebut, yang berpartisipasi baru 9,23 persen yang de jure dan 8,88 persen yang de facto," ujarnya.

Aris mengungkaplan, perbedaanya adalah de Jure untuk warga yang memiliki KTP Kota Bandung dan tinggal di Kota Bandung. Sedangkan de Facto warga dengan KTP Kota Bandung, namun bekerja atau keberadaanya di luar Kota Bandung.

"Jadi memang cakupan untuk SP itu seluruh WNI (Warga Negara Indonesia) yang ada di Indonesia dan luar negeri juga, kemudian ada juga untuk WNA yang tinggal di Indonesia lebih dari satu tahun masuk cakupan ke Indonesia untuk SP 2020 ini," katanya.

Aris menjelaskan, SP 2020 secara online memang tidak wajib, karena ada metode lain, yakni wawancara. Tetapi Ia berharap ada partisipasi masyarakat dengan data kependudukan. Hal itu bisa berdampak pada pembangunan skala nasional ke depannya.

Baca Juga: Final Four dan Grand Final Proliga 2020 akan Digelar di Padepokan Voli Sentul dengan Tanpa Penonton

"Saya harap masyarakat bisa berpartisipasi. Contoh pada SP 2010 itu diketahui kita mendapatkan bonus demografi yang tentunya akan jadi acuan pemerintah melakukan perencanaan untuk pembangunan. Seperti di Kota Bandung dengan penyiapan lapangan kerja atau saat masuk usia nikah dengan memperbanyak surat nikah, selain itu perencanaan anggaran juga," katanya.

Ia menjelaskan, data-data yang masuk itu bisa valid karena dilakukan validasi ulang. Misal dalam mengisi pekerjaan, tidak akan ada yang mengaku sebagai camat atau lurah, bahkan wali kota. Karena BPS memiliki data para pejabat atau warga yang dianggap penting.

"Kami punya rekaman semua pejabat penting seperti Walikota, Camat, Lurah, Kepala Dinas, TNI, Polri. Kalau ada yang mengaku atau mengisi asal-asalan itu pasti diketahui. Atau misal umur 6 tahun tapi pendidikannya diisi kelas 6 SD," ucapnya.

Selain itu, BPS Kota Bandung merencanakan SP 2020 secara wawancara pada Juli 2020 yang dilakukan oleh petugas yang disebut mitra yang turun ke lapangan. Petugas tersebut bisa berasal dari masyarakat sekitar yang diseleksi dan dilatih.

"Petugas tersebut nanti yang akan 'door to door'. Mereka menggunakan Android bukan kertas dengan isian pertanyaan yang sama seperti SP Online. Namun untuk yang clean tidak akan didatangi karena sudah benar datanya," kata Aris.

Baca Juga: Wifi Bandung Juara Tidak Bisa Diakses, Ini Dia Alasannya

Pelaksanakaan SP 2020 menggunakan metode kombinasi dengan memanfaatkan data dari Dukcapil. Metode tersebut direkomendasikan oleh PBB agar sensus bergeser dari metode tradisional (full canvassing) menuju register based census.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah