Ternyata Mengunyah Makanan Terlalu Cepat Berbahaya, Ini Penjelasannya

- 2 November 2020, 10:05 WIB
Ilustrasi orang makan. *Pixabay
Ilustrasi orang makan. *Pixabay /Pixabay/

PRFMNEWS - Setiap orang memiliki kecepatan mengunyah makanan yang berbada-beda. Ada yang mengunyah makanan lambat, normal atau cepat.

Disadari atau tidak, ternyata kecepatan mengunyah ini dapat mempengaruhi kesehatan.

Sebuah penelitian mengatakan bahwa mengunyah makanan terlalu cepat dapat menambah berat badan bahkan memicu masalah pada jantung.

Dikutip dari Science Alert, dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahli Jantung dari Universitas Hiroshima Jepang, Takayuki Yamaji dan rekannya menunjukan bahwa mengunyah makanan terlalu cepat dapat mengembangkan sindrom metabolik.

"Makan lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu mencegah sindrom metabolik," kata Yamaji dikutip dari Science Alert.

Baca Juga: Kelulusan Tes CPNS Bisa Digugurkan Jika Peserta yang Lulus Terlibat dalam Hal Ini

Sindrom metabolik sendiri adalah kombinasi gangguan yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Yamaji menjelaskan beberapa gangguan tersebut seperti tekanan darah tinggi, gula darah puasa (GDP) tinggi dan kadar kolestrol HDL rendah.

Dalam penelitian ini, ia dan rekannya menguji 642 pria dan 441 wanita pada 2008 silam.

Sample kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kecepatan mengunyah, yakni kelompok lambat, normal dan cepat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 11,6 persen pemakan cepat telah lebih cepat mengembangkan sindrom metabolik, dibandingkan dengan 6,5 persen pemakan normal, dan 2,3 persen pada pemakan lambat.

Baca Juga: Punya Risiko Tinggi Penularan Corona, Pemerintah Diminta Buat Aturan Khusus Libur Panjang

Selain itu, pada penelitian ini kecepatan makan yang lebih cepat juga dikaitkan dengan bertambahnya berat badan, kadar glukosa darah lebih tinggi, dan lingkar pinggang yang lebih besar.

"Saat orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan cenderung makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin," ungkap Yamaji.

Penelitian Yamaji ini sudah dipresentasikan dalam American Hearts Association’s Scientific Sessions 2017. Namun penelitian ini masih perlu ditinjau lebih dalam.*** (Dhea Amellia/JOB)

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x