Catat, Begini Cara Itikaf yang Benar Menurut Ust. Abdul Somad

- 14 April 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi. Itikaf di Masjid
Ilustrasi. Itikaf di Masjid ///Pexels/Thirdman

PRFMNEWS - Bulan Ramadhan merupakan bulan dilipatgandakannya pahala. Di bulan ini umat muslim diperintahkan untuk senantiasa melakukan ibadah yang lebih banyak dibanding di bulan lainnya.

Di antara ibadah ibadah yang dianjurkan tersebut ada satu ibadah yang tidak asing dan banyak dibahas serta dilakukan oleh orang muslim yaitu ibadah itikaf.

Meskipun sudah banyak dilakukan dan dibicarakan oleh orang orang muslim sayangnya masih banyak yang belum paham betul terkait dengan maksud dari itikaf itu sendiri.

Baca Juga: Jadwal dan Daftar 5 Ruas Jalan di Jabar Berlaku Pembatasan Angkutan Barang Masa Mudik-Balik 2023

Buat yang ingin lebih tahu mari kita simak penjelasan tentang itikaf oleh Ust. Abdul Somad yang dikutip prfmnews dari kanal YouTube Ustadz Abdul Somad.

Ketika itu ada salah seorang jemaah yang bertanya kepada Ust. Somad terkait tentang itikaf. Maka Ust. Abdul Somad menjawab "Itikaf itu menetap di suatu tempat, apakah tempat itu baik atau tak baik, menurut bahasa, sedangkan itikaf menurut fiqih adalah berdiam diri di Masjid."

Menetap di masjid bukan dalam rangka hanya berdiam saja tetapi kita juga harus melaksanakan serangkaian kegiatan positif bernilai pahala yang akan menjadikan itikaf kita bukan hanya sempurna tapi juga mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Baca Juga: Pelaku Sebar QRIS Palsu di 38 Titik Masjid untuk Rekening Pribadi, Terkumpul Rp13 Juta

“Masjid terbagi menjadi dua, ada masjid yang ada sholat jumat di dalamnya atau masjid jami. Ada pula masjid yang tidak ada sholat Jumatnya, itu surau, mushola, atau langgar.” Jelasnya.

“Syarat itikaf musti di dalam masjid. Baik itu masjid jami atau masjid biasa. Jadi kalau ada orang yang itikaf di masjid yang tidak ada sholat Jumatnya itu sah atau tidak? Sah,” tambahnya.

Tidak ada masalah terkait masjid yang digunakan untuk menunaikan ibadah itikaf. Semua jenis masjid dapat digunakan untuk berdiam diri mendekatkan diri kepada Allah serta meraih pahala di dalamnya.

“Berapa (hari) batas minimal i'tikaf?” tanya Ustad Abdul Somad pada jamaah.

Baca Juga: 3 Ruas Tol Baru hingga 24 Jalan Alternatif di Jabar Siap Digunakan Dukung Kelancaran Mudik 2023

Dalam perhitungan jumlah minimal hari yang dapat digunakan untuk itikaf Ustadz Abdul Somad menerangkan pendapat yang ada dari dua mazhab yaitu mazhab maliki dan mazhab syafii.

“Menurut mazhab maliki syarat itikaf adalah menyatukan siang dan malam,” ujarnya.

Maksud penyatuan siang dan malam adalah jika seseorang masuk masjid pada jam enam pagi maka dia akan dihitung selesai satu itikaf jika keluar pada jam enam pagi di keesokan harinya. Dengan begini mazhab Hanafi berpendapat jika itikah dihitung jika kita berdiam di masjid selama 24 jam.

“Kalau mazhab Syafii, jika dia berdiam lebih lama dari rukuk maka sudah dihitung beritikaf.”

Ada keringanan pada mazhab syafii terkait dengan lamanya seseorang dalam melakukan itikaf. Berbeda dengan mazhab maliki yang mengharuskan seseorang beri'tikaf selama 24 jam. Mazhab syafii hanya melakukannya dalam hitungan lamanya ruku.

Baca Juga: Gratis! 50 Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2023 dengan Desain yang Keren, Lengkap dengan Cara Pakai

Terdapat kebebasan terkait dengan pendapat mana yang akan dipakai dalam dalil utama menjalankan ibadah menetap di masjid ini. Namun Ust. Abdul Somad memberikan kemudahan dengan kita memilih pendapat mazhab imam syafii.

Dengan begitu setiap kita masuk masjid dan membaca niat itikaf.

نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى

“Saya berniat i'tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

Maka setiap amalan baik yang kita lakukan di dalam masjid sudah dihitung dalam ibadah itikaf. Sehingga tetap mendapatkan pahala disisi Allah.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x