Network
Salah satu komponen bioaktif pada jamur kuping, polisakarida, diketahui berpengaruh pada proses koagulasi, yang kemudian akan sangat menguntungkan bagi trombosis. Pengaruhnya ini akan bisa memelihara sirkulasi darah, serta berpotensi mencegah terjadinya serangan jantung, stroke dan kerusakan pada arteri yang bisa berujung pada penyakit jantung.
2. Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
Jamur kuping juga bisa membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Manfaatnya ini muncul karena kandungan berupa β-glukan eksopolisakarida yang dimilikinya. Kandungannya ini bekerja sebagai imunostimulator, yang akan meningkatkan aktivitas sel imun yang disebut fagosit untuk melindungi tubuh dengan cara mencerna partikel asing, bakteri, serta sel yang telah atau akan mati.
Selain dengan bekerja sebagai imunostimulator, jamur kuping juga diketahui efektif dalam menghentikan pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kedua bakteri ini tergolong sebagai bakteri yang bisa menimbulkan infeksi pada manusia. Hasil penelitian ini sendiri dimuat dalam International Journal of Medicinal Mushrooms.
3. Melancarkan Proses Pencernaan
Manfaat jamur kuping selanjutnya adalah melancarkan pencernaan, sekaligus menjaga kesehatan sistem pencernaan. Jamur kuping diketahui kaya akan serat prebiotik yang hadir dalam bentuk beta glukan. Serat prebiotik ini sendiri merupakan serat tidak tercerna atau indigestible fibre, yakni jenis serat yang mendukung pertumbuhan bakteri baik atau probiotik di mikrobioma.
Dengan adanya asupan berupa prebiotik ini, maka akan bisa mendukung lancarnya proses pencernaan, memelihara kesehatan sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan metabolic, dan meningkatkan sistem imun tubuh. Dengan begini, maka kamu bisa terhindar dari risiko konstipasi atau sulit buang air besar.
Selain melancarkan pencernaan, kandungan serat yang dimiliki oleh jamur kuping juga bermanfaat untuk menurunkan risiko masalah atau gangguan kesehatan pada kolon.
Kandungan serat tak larutnya yang mencapai hingga 71 persen, akan bisa dimetabolisme oleh bakteri di kolon untuk memproduksi asam lemak rantai pendek yang menjadi sumber energi bagi sel-sel di dinding usus.
