Sastrawan bernama Asli Wiji Widodo ini lahir di Solo tahun 1963. Thukul, nama yang diberikan saat dirinya aktif berteater memiliki arti tumbuh.
Wiji Thukul mencintai kesenian sastar sejak duduk di bangku SMP. Saat lulus SMA, dia mulai masuk ke dalam sanggar atau teater.
Aktivitas berteater Wiji Thukul saat itu dibarengi dengan kegiatannya berjualan.
Tahun 1993, Wiji Thukul mendirikan Jaringan Kerja Rakyat, perkumpulan para seniman yang bergerak dalam bidang sosial.
Baca Juga: Pesawat China Eastern Jatuh di Pegunungan Bawa 132 Penumpang, Tidak Ada Tanda-tanda Selamat
Namanya mulai dipantau oleh aparat saat dia sering memimpin aksi demonstrasi membela kaum marginal.
'Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, mama hanya ada satu kata, LAWAN!'
Puisi tersebut sudah banyak orang faham, terlebih mereka yang menyematkan diri sebagai aktivis.
Kata LAWAN, saat ini menjadi satu kata yang sering dilontarkan oleh mereka yang berunjuk rasa.
Baca Juga: Update Rusia-Ukraina: Situasi Mariupol Sangat Kritis, Rusia Meminta Warga Sipil untuk Menyerah