Waspada Bencana! BMKG Sebut Jabar Masuki Peralihan Musim

- 12 Oktober 2020, 19:24 WIB
BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca hujan dan hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang berpotensi terjadi hari ini, Senin 12 Otkober 2020.
BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca hujan dan hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang berpotensi terjadi hari ini, Senin 12 Otkober 2020. /PRFM

PRFMNEWS - Kepala Seksi Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor, Hadi Saputra menyampaikan bahwa Jawa Barat sudah memasuki masa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.

Menurut Hadi, di masa peralihan musim ini, terdapat banyak potensi bencana di seluruh wilayah Jawa Barat.

Potensi bencana yang dapat terjadi dari mulai banjir, longsor, sampai angin kencang.

"Masa peralihan ini rawan bencana, karena awan-awan yang terbentuk adalah awan cumulonimbus yang bisa menghasilkan hujan lebat dalam waktu singkat, angin kencang disertai petir, bisa juga hujan es," kata Hadi saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Senin 12 Oktober 2020.

Baca Juga: Jalur Cisompet – Pameungpeuk Garut Masih Terputus Akibat Longsor

Ciri-ciri awan cumulonimbus kata dia bisa terlihat dari awan hitam pekat dan petir. Kalau sudah mendengar petir dan melihat awan yang begitu pekat, dia meminta warga untuk tidak beraktivitas di luar rumah.

"Jangan beraktivitas di luar ruangan, jangan berlindung di bawah pohon atau papan reklame, karena bahaya kalau ada angin kencang atau petir," katanya.

Peralihan musim atau awal musim hujan di Jabar sendiri kata dia berlangsung dari awal Oktober sampai Desember.

Sementara musim hujan di Indonesia diprediksi akan terjadi sampai akhir Maret atau April 2021.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Apresiasi Bonek yang Ajak Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Dia menambahkan semua wilayah di Jabar berpotensi terdampak bencana. Namun ada tingkatannya dari mulai potensi tinggi, sedang, hingga rendah.

"(Potensi bencana) tinggi di sekitar Sukabumi, Cianjur, Bandung bagian selatan, Garut, dan Tasik. Kalau di daerah utara itu sedang," katanya.

BMKG kata dia rutin berkoordinasi dengan instansi terkait dari mulai BPBD, TNI/Polri, pemerintah daerah sampai ke tingkat desa untuk menyampaikan peringatan dini. 

BMKG pun kerap merilis potensi hujan lebat satu jam sebelum turun.

"Untuk peringatan dini cuaca dan iklim, misal mau ada hujan deras, satu jam sebelum (terjadi) kita udah rilis. Informasi tersebut kita sebar sampai ke tingkat desa," katanya.

Baca Juga: Satu Orang Meninggal Dunia dalam Peristiwa Longsor di Tasikmalaya

Lebih lanjut dia juga meminta masyarakat untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Sebab, kata ia, bersamaan dengan masuknya musim hujan ini, BMKG Jepang, Amerika Serikat, dan Australia telah mendeteksi terjadinya La Nina di Samudera Pasifik.

La Nina ini merupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai bisa minus satu derajat celcius atau lebih.

"Di tempat kita nanti akan banyak hujan karena suhu di laut panas, jadi banyak uap air yang naik ke udara," katanya.***

Editor: Rifki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah